Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Warung Babe

5 Desember 2022   15:56 Diperbarui: 5 Desember 2022   15:59 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tidak suka suasana rumah. Semenjak mama memiliki suami baru. Mama lupa akan aku. Dia lebih memperhatikan suaminya daripada anak bungsunya. Sehingga aku terkadang ingin pergi jauh dan jauh. Setelah pernikahan mama, aku mulai berontak. Tak bisa diatur. Dan selalu membuat masalah. Hampir setiap hari ada telepon dari wali kelas.
 Menanyakan kenapa aku selalu terlambat.

 Kenapa aku terlambat?

Pertama-tama , aku memutuskan tidak mau mendengar mama dan tak mengindahkannya. Sebab mama juga begitu. Aku tidak setuju mama menikah lagi. Tapi mama tidak mau mendengarkan permintaanku. Aku benci lelaki pengganti bapak. Benar aku tidak suka. Lalu aku sesuka hati, mau berangkat ke sekolah atau tidak. Mama juga jarang masak, dia sibuk dengan pekerjaannya dan suami barunya.

Aku setiap hari memutuskan ogah belajar dan hanya bermain game. Tugas-tugas dari guru jarang dikerjakan. Lebih memilih dihukum daripada mengerjakan PR. Namun ada saja guru tidak memberikan hukuman fisik. Malah disuruh mengerjakan tugas di depan matanya. Mau tidak  mau akhirnya aku kerjakan. Terpaksa deh.

 Sebelum berangkat ke sekolah aku sambil sarapan di warung Babe. Julukan itu kami buat sebab yang jualan adalah suami-istri. Mereka menjual nasi uduk dan gorengan. Selain itu jualan barang kelontong.

Aku berangkat pagi-pagi dari rumah. Tidak berapa jauh sekitar setengah jam. Motor aku parkir dekat warung. Ternyata banyak anak-anak juga yang sarapan di sana. Setelah sarapan aku mulai membuka game yang ada di handponeku.

Semalam sudah banyak aku douwlod game di rumah. Pagi ini aku mulai memainkannya. Sekitar 15 menit lagi pikikirku masih sempat bermain. Ternyata aku keasyikan dan jam sudah menunjukkan jam setengah delapan. Meskipun terlambat aku tetap pergi ke sekolah. Dan satam masih mempersilahkan aku masuk. Cuma guru piket sudah menghadang dan memberian hukuman. Aku tidak jera setiap hari itu terjadi. Kemudian wali kelas bertindak dan membuat surat panggilan orang tua.

 Aku bersorak, itu yang aku inginkan. Biarlah mama dipanggil ke sekolah. Tapi lagi-lagi aku kecewa, mama tidak bisa datang dengan alasan kerja. Yang menggantikan mama yaitu lelaki itu. Aku tidak sudi memanggil bapak padanya. Aku panggil dia Om Burhan. Kata orang dia baik, tapi tidak bagiku.

Perjanjian itu hanya di atas kertas, aku mulai bosan dihukum piket , BP dan wali kelas. Memutuskan untuk singgah di warung Babe. Eh ternyata tidak hanya aku di sana. Ada beberapa orang dengan alasan yang sama. Malas belajar dan mengerjakan tugas yang banyak. Aku merasa bahagia mendapatkan teman sehati. Dan kami mulai memutuskan bermain game online. Sebelumnya meminta uang dari mama untuk keperluan sekolah.

Dan aku menyalahgunakannya untuk membeli kuota dan mentraktir teman-teman. Uang sekolah dua bulan yang dititpkan mama ludes seketika. Bodoh amat, besok tinggal minta lagi. Benar-benar aku tumbuh sangat egois. Bahkan mama menyerah memutuskan tidak mau peduli lagi padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun