Orang tua sudah menyampul buku tulis dari rumah.
"Bagaimana nih Gio, Mama sudah nyampul buku tulismu semua, masa beli lagi," Mama Cantika ngomel-ngomel karena setiap hari Gio anaknya yang duduk di kelas X meminta dibelikan sampul. Dan itu ada beberapa jenis tergantung guru mata pelajaran. Mama Cantika kaget, sampul buku saja jadi ribet penuh warna. Alhasil Mama Cantika menghubungi wali kelas dengan hati dongkol.
 Mama Cantika : Pagi Bu Lidya, apakah di sekolah buku tulis wajib disampul dan sesuai dengan keinginan guru mata pelajarannya?
Bu Lidya : Pagi juga Bu, iya Bu, untuk  memudahkan guru mengoreksi tugas anak-anak. Karena guru ada yang mengajar di tiga tingkat. Jadi buku tugas dibedakan setiap tingkat.
Mama Cantika : Tapi saya sudah sempat disampul semua buku tulisnya Bu. Tolong ya Bu, disampaikan ke guru mata pelajarannya. Saya sudah nyampul buku tulis. Jadi mubajir. Izinkan anak saya tetap menggunakan sampul yang telah digunakan.
Bu Lidya : Baik Bu nanti saya sampaikan.
 Bu Lidya menyampaikan komplain orang tua di grup guru. Semua guru yang merasa memberikan amanah mengenai sampul buku memberikan respon.
Sampul buku menjadi beban bagi orang tua, padahal itu cara untuk memudahkan guru mata pelajaran mengoreksi tugas anak-anak.
Erina Purba
Bekasi, 04082022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H