Berhubung masker kena ingus bisa menjadi alasan untuk mengganti masker.
"Pak, permisi, saya mau mengganti masker, tadi ketika bersin keluar ingus dan mengakibatkan maskernya basah kena ingus," ujarku tanpa malu-malu. Dan berhasil membuat gaduh sebentar. Teman-teman menertawaiku.
"Ya sudah, silahkan diganti, anak-anak diharapkan kembali tertib!" Pengawas menegur kami yang berhasil membuat suasana gaduh.
Setelah mengambil masker di dalam tas yang terletak di depan dekat dengan meja pengawas. Aku dengan kecepatan kilat kembali menyusun contekan yang tadi sempat kena ingus. Aku baca sekilas tulisan itu dengan kecepatan kilat juga. Sekilas baca langsung ingat, lumayan jadinya bisa jawab dua nomor sekaligus.
Masker aku pakai kembali, contekan yang kena ingus sudah sekalian dibuang dengan maskernya. Aku gelisah lagi, masih ada 3 nomor lagi dicontekan itu. Kembali aku melihat pengawas. Pengawas dua-duanya sedang duduk di depan. Bahkan mereka mulai mengantuk. Suasana yang hening dan agak dingin menambah kantuk. Aku berdoa dalam hati agar mereka tertidur.
Setelah beberapa lama, waktu tinggal 15 menit lagi. Pengawas masih duduk di depan. Dengan percaya diri aku membuka masker dan mengeluarkan contekan. Langsung saja aku letakkan di bawah kertas ujian. Tetapi masih ada satu kertas lagi di dalam masker. Setelah berhasil menuliskan jawabannya.
Aku menatap lagi ke depan. Aihh aku kaget ternyata pengawas sudah ada di sebelah persis di kiri. Ternyata diam-diam dia berjalan dari belakang. Gerak-gerikku terbaca olehnya. Semua contekan ketahuan. Bahkan yang di dalam masker yang aku kenakan.
"Silahkan di antar ke depan!"ujar pengawas.
Dan kertas ujian ditandai dengan kata menyontek.
Yahh tamatlah sudah riwayatku.
"Andrian silahkan keluar ruangan," ujar pengawas itu lagi.
Tetapi masih beruntung, tinggal satu nomor lagi belum terisi. Semoga tidak ujian susulan. Namanya juga usaha. Tak bakalan membuat aku jera. Semangat besok lebih hati-hati lagi. Aku usahakan terhapal semua. Agar tidak usah mencontek lagi.
Bekasi, 23032022