Seragam Kerja dengan Pandangan Sepele
Seragam kerja ialah baju yang bercorak sama dipakai oleh karyawan atau pekerja di lingkungan perusahaan atau instansi.
Masa kecil sangat senang melihat seragam kerja seperti polisi, tentara, perawat, pilot, pramugari. Mereka adalah idola. Apalagi pilot sungguh gagah dan tampannya mereka memakai itu.
Tentu saja ada keinginan suatu saat memakai baju seragam kerja seperti mereka. Seandainya bisa memakai seragam kerja polisi wanita betapa bangganya keluarga. Dan sekitar juga segan dan tidak memandang sepele.Â
Tidak mesti harus seragam kerja polwan atau seragam kerja perawat pun hati sudah senang. Senang saja melihat putih bersih.Â
Seperti bibi waktu itu pergi kerja memakai seragam putih bersih. Terkadang saya diajak ikut bila hari libur. Jadi kan timbul keinginan menjadi seperti beliau. Cita-cita pun beralih ke perawat.
Ternyata hanya impian semata, tiada yang bisa diraih. Melanjutkan sekolah ke sana butuh uang dan koneksi. Akhirnya hanya tamatan SMK. Bersyukur juga walaupun tamatan SMK bisa melamar kerja di perusahaan.
Meskipun sebagai buruh tetap saja disyukuri dan dinikmati. Bisa menghidupi diri sendiri tanpa meminta belas kasihan dari keluarga hal yang patut disyukuri.Â
Tetapi saat bekerja di perusahaan dengan memakai seragam kerja. Sebagian orang memandang rendah seragam itu. Mungkin memang perasaan saya saja waktu itu.
Jika bertemu dengan teman sekompleks dengan nada mengejek. "Jadi kamu kuliah sekarang, paling nanti mengajar TK ya," ujarnya dengan nada sinis. Saya menanggapinya hanya tersenyum.
 Maklumlah dia punya jabatan di perusahaan ternama jadi menganggap gaji saya sebagai buruh sungguh kecil. Dia tidak tahu teman-teman yang bekerja sebagai buruh bisa membeli sapi untuk orang tuanya.Â
Tidak hanya itu bisa merenovasi rumah di kampung bahkan bisa beli sawah dan rumah. Sungguh gaji buruh memang sedikit tetapi sering lembur bahkan bisa selama tiga bulan lembur terus tak ada libur sama sekali. Jadi gaji yang didapat melebihi gaji staf karyawan.
Setiap sekali dua minggu mengirimkan uang ke kampung. Sungguh hebat mereka. Saya memanfaatkan gaji lemburan melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas.Â
Dengan seragam kerja itu berhasil meraih sarjana. Teman-teman berhasil membeli rumah, menyekolahkan anak-anaknya serta bisa membahagiakan orang tua di kampung.
Setelah selesai kuliah akhirnya beralih profesi menjadi guru sesuai dengan jenjang pendidikan yang saya ambil. Menjadi guru gaji sedikit tetapi dihargai sekitar. Tidak ada pandangan sepele lagi. Apalagi memakai seragam Pramuka.
Pengalaman ketika memakai seragam kerja Pramuka. Saat itu mengambil uang gaji di Bank BRI. Biasanya jika mengambil uang langsung ke teller mereka mengenakan biaya admin.Â
Tetapi karena saat itu memakai seragam Pramuka. Teller langsung bilang , tidak usah bayar admin karena ibu guru. Wah segitunya ya hormat pada guru. Memang seragam kerja mempengaruhi pandangan orang terhadap kita.
Sama juga ketika pertama kerja mengajar kami wajib memakai baju seragam dari sekolah berupa setelan blazer. Di kira orang sekitar gaji kami sudah besar.Â
Karena dilihat dari pakaian seragam kerja yang rapi. Semogalah. Tetapi sangat disayangkan berganti pimpinan baju seragam tidak ada lagi. Jadi sekarang yah begitulah.
Semoga kelak dapat seragam kerja lagi agar rapi dan berwibawa. Demikianlah kisah seragam kerja di hidup saya. Hampir sepuluh tahun memakai seragam kerja perusahaan sebagai buruh. Banyak pengalaman pahit dan manis di dalamnya.
Seragam kerja menentukan kewibawaan seseorang. Termasuk juga sekarang satpam. Baru-baru ini mendapatkan seragam kerja menyerupai baju polisi. Menambah gagah dan percaya diri. Masyarakat menjadi sulit membedakan yang mana polisi dan satpam.
Harvest City, 17 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H