Terdapat dua kaca hias berfungsi sekaligus tempat peralatan alat cukur rambut. Dan tempat potongan rambut. Kemudian ada kursi panjang seperti sofa dan tiga lagi yang kecil. Ternyata kursi panjang itu dwi fungsi. Tempat menyimpan barang-barang salon.
Barbershop mulai menjamur di sekitar. Bahkan di berbagai tempat saya  bekerja dan di lingkungan perumahan selalu melihat ada salon Barbershop.
Pertama kali melihatnya saya kira toko atau restoran ternyata salon tukang pangkas rambut khusus lelaki. Mereka memiliki peralatan canggih seperti alat cukur, gunting rambut, cleper, ruangan ber-AC, televisi, full musik dan suasana nyaman. Tukang pangkasnya memiliki sertifikat bahwa mereka pernah sekolah salon pangkas rambut.
Semenjak Barbershop hadir di lingkungan kami. Paksu dan Ade beralih langganan. Tukang pangkas biasa yang agak berada jauh dari rumah sudah mulai dilupakan. Padahal lebih suka di tukang pangkas. Lebih mengerti keinginan saya. Lebih suka si bungsu dipangkas agak tipis jadi lumayan lama panjangnya. Maklumlah emak-emak irit dan juga anak rapi tidak gondrong. Saya malas lihat yang gondrong.
Harganya bervariasi bahkan ada harga khusus untuk yatim piatu
"Ma, enak banget, tukang pangkasnya , rapi dan wangi," coletehnya pertama kali cukur tiga bulan yang lalu. Sekarang yang kedua kalinya cukur ke Barbershop. Ade ketagihan. Barbershop menjadi banyak penggemarnya.
Zaman semakin canggih dan tentu banyak hal yang berubah. Termasuk tukang pangkas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H