Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tukang Pangkas atau Barbershop

30 Januari 2022   15:29 Diperbarui: 30 Januari 2022   15:44 1267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tukang Pangkas atau Barbershop

Tukang cukur rambut
Tukang pangkas rambut
Barbershop

Menjelang perayaan Imlek hujan setiap hari. Hujan pagi hari dan sore hari. Hujan berkat mengalir

Menjelang perayaan beberapa orang menghias diri, baju baru, rambut baru, cat rumah baru dan lain-lain.

Termasuk penampilan diri seperti memotong , mewarnai, smoothing rambut dan lainnya.


Seperti biasa jika rambut mulai gondrong si bungsu dan paksu ke tukang pangkas kewajiban rutin dengan jangka tiga bulan.
Tukang cukur alias tukang pangkas. Hal yang tidak bisa kita lakukan yaitu memotong rambut sendiri.

Tapi pernah lho tetangga saya dulu pangkas rambut sendiri. Rambutnya lurus dan panjang. Dia menunduk, menyisir rambutnya ke depan semua kemudian diambil gunting. Hasilnya lumayan bagus juga. Tapi jika rambut keriting seperti saya, susah rasanya jika dipotong seperti itu.

Memiliki anak lelaki membuat kami harus memangkas rambutnya ke tukang pangkas. Jika kakaknya yang perempuan kadang saya yang pangkas karena mudah. Lelaki tidak bisa karena harus potong pendek. Jadi 3 bulan sekali mereka harus ke tukang pangkas.

Selama ini mereka pangkas ke tukang cukur biasa. Tukang pangkas yang tidak terlalu mahal dan terjangkau. Tukang pangkas biasa kadang otodidak dan tidak punya sertifikat. Tetapi ada juga yang sudah pernah bekerja di salon ternama. Kemudian mereka membuka salon sendiri. Ternyata tukang pangkas biasa ini punya saingan.

Munculnya tukang pangkas Barbershop yang ternyata sangat canggih peralatan alat cukur dan desain ruangan yang minimalis.
Ruangan minimalis tertata rapi dan apik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun