Minyak Goreng Harga MurahÂ
Pagi jam istirahat sekolah, sambil membuka dunia maya. Halaman Facebook  Jumat, 21 Januari lalu terpampang status harga minyak goreng turun menjadi 28 ribu ukuran 2 liter. Biasanya saya beli beberapa bulan ini sekitar 35-38 ribu itu juga merk yang tidak terkenal.  Jiwa emak-emak meronta-ronta. Tak berapa lama SMS juga dapat via WhatsApp. Banyak kisah di dalamnya. Tentang harga minyak goreng turun yang 1 liter menjadi 14 ribu. Yang 2 liter menjadi 28 ribu. Penurunan harga yang drastis membuat emak-emak ingin segera membeli minyak goreng.
Kemudian sekitar jam 11.05 WIB. Anak-anak pulang. Sambil mengobrol dengan teman-teman.Â
"Harga minyak turun ibu-ibu, yuk pada mampir."Â
Sebagian tergiur, sebagian tetap diam , tak menggubris toh uang untuk membeli tidak cukup.
Hari Minggu, 23 Januari 2022 bertepatan belanja mingguan. Minyak goreng dua minggu lalu dibeli sudah habis, mau tidak mau juga harus beli.
Tiba di Alfamart dekat rumah, jam 7 lewat 30 menit. Ibu-ibu sudah ramai. Rak minyak sudah mulai kosong.Â
Bertemu tetangga sebelah rumah bersama suaminya. Suaminya menunggu di luar. Setelah istrinya keluar selang berapa lama suaminya masuk lagi. Tujuan yang sama beli minyak goreng. Waduh ternyata mereka mau membuat stok mumpung murah.
Saya mencari minyak kemasan bermerk Bimoli atau Fortune. Ludes semua tinggal Sovia.
Kemudian ada seorang ibu menyarankan ;
"Bu, itu masih ada di atas Bimoli yang botolan, lebih bagus ada tempatnya. Sama saja harganya." Ibu itu sambil menunjuk rak yang paling atas.
Mata saya hanya tertuju yang di bawah. Benar ada 3 botol lagi di atas. Setelah bayar. Tiba di kasir, masih saja berdatangan ibu-ibu membeli minyak goreng. Wah ternyata yang keluar dari Alfamart pagi ini hampir semua membeli minyak goreng. Mereka ikut kena panik membeli minyak goreng takut tidak kebagian.
Semenjak harga minyak naik, penggunaan minyak goreng digunakan seperlunya saja. Jika bisa sayur direbus ikan juga masak pindang. Lebih sehat jauh dari kolesterol.
Pembelian minyak goreng dengan harga murah hingga siang ini masih saja antri di setiap mini market yang kumenyediakan minyak goreng murah.
Murah maupun mahal tetap saja menunggu tanggal gajian. Karena uang gaji sudah di pos semuanya. Kejadian seperti ini sering terulang. Takut tidak kebagian sehingga rebutan. Dengan mumpung murah.
Beberapa bulan lalu, fenomena panik membeli susu beruang. Pada bulan Juni 2021 melonjak terkena virus covid-19 sehingga vitamin dan susu beruang menjadi sasaran. Hampir semua orang membeli untuk stok dan berjaga-jaga. Sehingga untuk yang sakit parah bingung mencari barang tersebut. Susu beruang menjadi langka.
Apa saja yang membuat sebagian orang latah atau suka meniru perbuatan orang lain?
 1.  Rasa khawatir
Rasa khawatir berlebihan. Takut kehabisan dan barang menjadi langka.
 2.  Membuat persediaan
Bagi sebagian orang yang memiliki uang lebih, mereka pasti membuat persediaan. Agar suatu hari barang langka mereka masih punya stok atau persediaan bahan makanan.
Bagaimana juga bagi sebagian orang yang tidak memiliki uang lebih? Mereka hanya menunggu ada uang. Tidak pengaruh mau harga mahal atau murah.
Kemudian bagi emak-emak yang punya perencanaan keuangan selama satu bulan. Tetap disiplin menggunakan keuangan. Sebab bahan pokok seperti sembako dan peralatan sabun mandi, sabun cuci sudah dibeli setiap gajian. Jadi bila ada perubahan harga murah atau mahal tidak mempengaruhi. Karena sesuai dengan anggaran dasar yang ditulis di pembukuan. Pendisiplinan diri mengelola keuangan agar tidak mubajir. Membeli barang yang tidak dibutuhkan. Mengutamakan barang yang memang dibutuhkan. Itu adalah prioritas utama.
Erina Purba
Bekasi, 25 Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H