Sumber gambar dokpri
 2.  Shooting berkali-kali
Membaca cerita misteri tersebut berulang kali salah. Bahkan lidah kadang tidak bersahabat. Sudah bagus di awal di tengah tiba-tiba salah ucap. Akhirnya ulang lagi. Mungkin ada sepuluh kali ulang baru bisa membuahkan hasil yang bagus menurut saya bagus. Setelah dikirim ke grup ternyata intonasi pengucapan tanda baca ada yang kurang. Kemudian shooting lagi sekitar jam 5 pagi. Masih saja tetap diulang-ulang agar hasilnya bagus sesuai dengan teks isi cerita.
 3.  Latar
Menggunakan latar gelap diwarnai lampu temaram. Kostum menggunakan baju hitam, menambah aura misteri agar isi cerita yang dibacakan semakin hidup.
Demikian pengalaman pertama saya sebagai pembaca cerita misteri bersama tim yang ternyata penulis hebat dan handal di Kompasiana. Senang rasanya ambil bagian bersama mereka. Hal baru dan menakjubkan. Kelak ingin membacakan dongeng hasil karya sendiri.Â
Erina Purba
Bekasi, 13092021
Sudah ditulis di Kaskus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H