Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wanita Aroma Kopi Ibu yang Terbaik

18 November 2020   15:57 Diperbarui: 6 Desember 2020   21:41 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wanita beraroma kopi hidup hampir seratus tahun, dan kau tahu di penghujung hidupnya aroma kopi setia mengelilinginya. Wanita yang cantik dan perkasa. Wanita itu telah lama tiada kini aroma kopi merana.

Akankah ada yang setia seperti wanita beraroma kopi itu? Hingga kini masih berwujud pertanyaan. Ingin kukembali nanti aroma kopi yang sama masih setia menugguku.

Kerapkali mereka memanggilku
Aku hanya bisa melambaikan tangan
Aku hanya bisa menyapanya lewat dupa- dupa di setiap waktu.

Kenangan bersama dengan wanita beraroma kopi selalu bergelayut bersama dengan jalan hidupku. Sungguh kenangan terindah di sepanjang hidupku. Aroma kopi yang telah memanusiakan manusia. Setia menemani hidupku.

Bekasi, 19 September 2020

Wanita aroma kopi ini adalah inang namatua biasa saya panggil Tua.
Atau nenek ibu dari bapak.
Dia adalah Ibu bagi saya walaupun tidak melahirkan tapi melebihi ibu kandung. Kegigihannya menerpa badai dan ombak kehidupan merupakan kekuatan dan inspirasi bagi saya. Doa dan harapan selalu dipanjatkan siang dan malam.

 1.  Doa dan Harapan

Doa dan harapan yang selalu diucapkan, sehingga kami tiga cucu dari anak pertamanya ditunggu sehingga kami kelak menikah dan punya anak. Apa yang diucapkannya adalah doa. Kami tiga bersaudara ditinggal ibu sejak kecil dan bapak ketika kami sekolah SD, kakak tengah dan sulung SMP.
Kegigihannya sampai umurnya senja demi kami cucunya. Dia berjanji  di pernikahan kami bertiga masih bisa hadir. Begitu juga cicit dari kami tetap ditunggunya.

 2.  Semangat dan Gigih

Semangat, kegigihannya acungan jempol. Dia adalah inspirasi bagi kehidupan saya. Keuletan dan keyakinannya merupakan salah satu yang saya punya. Petani sejati julukan buatnya, selain itu beliau juga seorang Srikandi. Masa penjajahan ikut membantu para gerilyawan. Semangat juangnya terlihat dari sejarah hidupnya. Walaupun memiliki anak 11 orang ditambah kami tiga orang menjadi 14 orang. Anak adalah rezeki tidak membuat beliau sakit-sakitan. Malah sebaliknya sehat walaifiat sehingga kami ketiga cucunya menikah.

 3.  Nasehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun