Semangat Penerus Bangsa Melawan Pandemi Termasuk Peran Orang Tua di Dalamnya
Pandemi dari bulan Februari sudah melanda negeri tercinta. Kebebasan yang dulu kita rasakan kini terpenjara oleh virus Corona. Ruang gerak terbatas dan wajib mematuhi protokol kesehatan bila keluar rumah.
Pandemi ini telah membuat jarak antara siswa dan guru. Rasa tidak nyaman untuk kita bersama. Sungguh ada rasa rindu seperti dulu. Tapi apakah kita menyerah dengan keadaan ini. Sebagai orang tua. Saya tetap memberikan dorongan semangat kepada buah hati agar selalu semangat belajar.
Belajar seperti sekolah biasa. Senin sampai Jumat tetap belajar sebagaimana semestinya. Setiap hari tanpa bosan- bosannya mengingatkan. Begitu juga pertumbuhan iman mereka. Gereja masih memberlakukan kebaktian online karena daerah kami masih zona merah. Saya seperti biasa hari Minggu selalu mengingatkan mereka agar mengikuti kebaktian.
Anak-anak itu tidak tahu apa-apa. Mereka senang saja, bermain sepuasnya. Saya sebagai orang tua tidak membiarkan mereka melakukan sesuka hatinya.Â
Membuat aturan rumah adalah hal yang utama buat bekal mereka nanti. Mereka harus bisa mandiri dan bertanggung jawab. Bersatu dengan alam. Tanggap selalu dengan situasi apapun.
Nah begitu juga dibidang pekerjaan saya. Dibalik layar tetap memberikan dorongan semangat kepada siswa dan orang tua. Sebelum pandemi banyak anak-anak yang kadang malas belajar. Terlambat datang ke sekolah. Gairah belajar tidak ada. Peran kami sebagai wali kelas segera menghubungi orang tua agar mengetahui permasalahan yang dihadapi anak.
Sekarang juga masih sama tetap dibutuhkan kerjasama yang baik antara guru, anak dan orang tua.
Setiap hari mengingatkan penerus bangsa agar selalu mengikuti pembelajaran online. Kadang itu lewat google classroom dan WhatsApp grup. Mereka penerus bangsa butuh perhatian biar tetap semangat walaupun ruang gerak mereka terbatas.
Mereka juga memiliki semangat yang tinggi. Dengan keseriusan belajar merupakan jalan memerdekakan diri.