kali ini pengalaman sewaktu sakit.
Pernahkah sobat kompasianer dirawat di Rumah Sakit?
Semoga tidak ya sobat karena dirawat itu tidak enak, lebih baik sehat. Kasihan yang menunggu, masuk angin yang akhirnya bisa jatuh sakit juga.
Nah, Rumah Sakit ini beda lho. Rumah Sakit ini menyediakan tempat untuk si penunggu bahkan bisa selonjoran seperti dipan. Dipan ini dwifungsi bisa buat tiduran dan tempat menyimpan baju yang dirawat atau penunggu. Praktis juga ya.
Si penunggu orang sakit tetap sehat dan bisa melayani yang sakit.
Berbagai pengalaman saya di rumah sakit.
 1.  Melahirkan anak pertama
Ketika itu sehabis melahirkan Caesar di rumah sakit. Hanya tersedia satu kursi. Yang menunggu di rumah sakit sang Pak Suami. Tiba jaga malam bingung tidurnya sedangkan kami tidak bawa tikar dan selimut. Saya masih di infus sehingga tempat tidur susah berbagi.
 2.  Melahirkan anak yang kedua
Yang paling nyesak nih, ane tidak boleh ditunggu. Sang Paksu di suruh pulang. Perut saya masih sakit, tapi harus digerakkan pelan-pelan. Berulang kali suster menegur. " Jangan manja-manja Bu, biar cepat pulih, sering-sering digerakkan badannya."
Saat itu ingin menangis jerit- jerit, tapi rumah sakit punya aturan, tidak boleh ditunggu, ada suster yang melayani.
Jika ada yang perlu nanti dihubungi kok keluarganya.
Terpaksa saya menahan sakit sambil pelan-pelan turun dari tempat tidur untuk menimang sang bayi saat itu sedang ngompol .
Bahkan sebelah saya menangis tidak kuat menahan sakit. Saya karena anak kedua tidak kagok lagi. Caesar yang kedua, menurut saya lebih sehat, cuma sedih saja tidak ada tempat berbagi sakit. Serasa menunggu pagi itu lamanya setahun. Tidak bisa tidur semalaman. Keadaan seperti ini sangat menyiksa tapi kalau yang VIP lain mungkin ya. Keluarga bisa menunggu di kamar rumah sakit.
 3.  Kuret
Pengalaman ini yang paling saya rasa sangat sedih, tapi masih untung di ruangan kelas tiga banyak pasien, jadi ada teman ngobrol. Tak pernah terbayangkan hamil yang ketiga keguguran. Tak ada ibu yang menginginkan seperti ini. Sedih tak terkatakan, jika diteruskan bisa-bisa anak-anakku kehilangan emak.
Sehabis dari ruang operasi selesai jam  satu siang. Masuk ruang inap jam 3. Suami saya tidak diperbolehkan masuk. Akhirnya saya minta tolong bidan agar dipanggil.
Rumah Sakit jauh dari rumah, pulang juga tanggung. Sang Paksu memutuskan tinggal di rumah sakit. Dia tidur di ruang tunggu penuh dengan nyamuk dan AC central sangat dingin tanpa selimut. Padahal saya suruh pulang, tapi dia tidak tega meninggalkan saya sendiri.
Inilah pengalaman saya yang sangat menyedihkan di Rumah Sakit.
Semoga kedepannya Rumah Sakit Indonesia memiliki ruang yang nyaman bagi si penunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H