Bahkan sebelah saya menangis tidak kuat menahan sakit. Saya karena anak kedua tidak kagok lagi. Caesar yang kedua, menurut saya lebih sehat, cuma sedih saja tidak ada tempat berbagi sakit. Serasa menunggu pagi itu lamanya setahun. Tidak bisa tidur semalaman. Keadaan seperti ini sangat menyiksa tapi kalau yang VIP lain mungkin ya. Keluarga bisa menunggu di kamar rumah sakit.
 3.  Kuret
Pengalaman ini yang paling saya rasa sangat sedih, tapi masih untung di ruangan kelas tiga banyak pasien, jadi ada teman ngobrol. Tak pernah terbayangkan hamil yang ketiga keguguran. Tak ada ibu yang menginginkan seperti ini. Sedih tak terkatakan, jika diteruskan bisa-bisa anak-anakku kehilangan emak.
Sehabis dari ruang operasi selesai jam  satu siang. Masuk ruang inap jam 3. Suami saya tidak diperbolehkan masuk. Akhirnya saya minta tolong bidan agar dipanggil.
Rumah Sakit jauh dari rumah, pulang juga tanggung. Sang Paksu memutuskan tinggal di rumah sakit. Dia tidur di ruang tunggu penuh dengan nyamuk dan AC central sangat dingin tanpa selimut. Padahal saya suruh pulang, tapi dia tidak tega meninggalkan saya sendiri.
Inilah pengalaman saya yang sangat menyedihkan di Rumah Sakit.
Semoga kedepannya Rumah Sakit Indonesia memiliki ruang yang nyaman bagi si penunggu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI