Seperti biasa Riami bila pulang kerja pasti mencari daster kesayangannya. Tapi semenjak wabah ini datang dasternya tidak bisa ganti yang baru, takut ke pasar. Takut juga beli online nanti tidak sesuai dengan gambar.
Riami mencari-cari daster di lemari semua sudah lusuh, diantar sepuluh dasternya hanya dua yang layak pakai. Dia masih mencari daster yang mau dia kenakan. Ternyata yang bagus tadi barusan dicucinya.
Akh daripada tidak memakai baju yang sobek ini pun jadilah.
Tidak berapa lama kemudian sang suami pulang dari tempat bekerja.
"Ma, aku pulang." Rudy meneriaki istrinya ketika sudah sampai di pintu masuk. Pintu terbuka lebar, lengang, ternyata Riami sibuk menyiapkan makan malam.
"Pa, mandi dulu biar seger!" Mama sudah siapkan air hangat. Biar lelahnya cepat hilang.
"Ok siap istriku, kau memang istri yang penuh pengertian." Rudy sambil mengecup keningnya.
"Sudah sana, bau keringat!" Riami berseru manja.
"Anak-anak di mana? Tumben sepi?" Rudy sambil mengambil handuk di jemuran.
"Tadi masih di taman, sebentar lagi juga pulang," Riami menjelaskan kenapa rumah lengang.
Selesai mandi, lanjut makan. Riami sudah menunggu dengan setia, anak-anak juga sudah ngumpul.
"Ma, tolong isi minumya!"
"Siap Pa," sambil mengisi air minum daster yang dipakainya terkuak sudah. Sobekannya nyata sekitar ketek, yang buah dadanya hampir kelihatan.
"Ma, lho kok dasternya berjendela?" Rudy menegur Riama di depan anak-anak. Rieke dan Ozy ikutan melihat.
"Ih, Mama kalau kakak saja diomelin, jangan pakai baju yang sobek." Rieke ikutan mengomel.
"Mama, malu ah, Ade pasti segera suruh ganti." Ozy menimpali.
"Iya, ntar Mama ganti, semuanya makan dulu." Riami janji mengganti daster buluknya.
"Bukan hanya diganti Ma, dibuang saja semua biar tidak kepakai lagi!" Rudy memberi saran.
"Siap Papa, tapi janji ya, ganti yang sudah usang itu, ada setengah lusin."
"Lho, kok aku yang jadi korban," Rudy mesem-mesem saja.
Beberapa minggu kemudian.
"Pa ini apa?" Riami menanyakan bungkusan di kamar.
"Buka saja Ma," Rudy sambil ganti baju mau mandi.
Riami dengan semangat buka bungkusan. Isinya ternyata daster, berbagai macam, cerah-cerah lagi warnanya.
"Papa, terima kasih ya," Riami girang sambil memeluk Rudy dan kecupan di bibir.
"Hmm, nanti malam kita lanjutkan lagi ya."
"Ok siap, suamiku."
Daster buluk akhirnya terbang ke tempat sampah sebagian menjadi lap.
Bekasi, 06102020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H