Kami juga ikut- ikutan lari kencang.
Setelah lari agak jauh dari kuburan kuda kami berhenti berkumpul membentuk lingkaran.
"Ada apa, kenapa Eric tiba-tiba lari."
"Tidak apa-apa, Pak Ustadz tadi perasaan ada yang mendorongku dari belakang," kata Eric sambil meceritakan kejadian yang menimpanya, sekujur tubuhnya menggigil dan wajahnya agak pucat.
"Mari kita berdoa dulu," Ustadz Hasan menghimbau mereka untuk berdoa. Semua rombongan berdoa, ada yang baca ayat kursi dan lain- lain.
Setelah berdoa perjalanan dilanjutkan, suasana terasa tegang disertai dengan desahan angin malam perlahan- lahan menambah mencekam.
Eric merasa dirinya masih diikuti, tengkuknya terasa dingin dan bulu kuduknya berdiri. Dia minta berhenti biar berganti barisan paling belakang.
"Pak Ustadz, berhenti dulu," Eric memanggilnya.
"Iya ada apa Eric," ujar Ustadz Hasan.
"Aku tidak mau barisan paling belakang, Pak Ustadz, aku di tengah-tengah saja."
" Ada yang mau mengganti Eric," Ustadz Hasan melihat semua anggota rombongan satu persatu, tidak ada yang bersedia.