Setelah sekian tahun aku mengenalmu bahkan seranjang berdua
Tatapan mata elang itu memang hanya tertuju padaku
Bibir manis itu hanya tercipta untuk mengecup bibirku
Tangan kokoh itu hangat bila angin malam menerpa tubuhku sehingga aku kedinginan. Tangan kekar itu mampu mengusir rasa dingin.
Setiap nadi napasku sepertinya tidak luput dari perhatiannya
Tapi aku membutuhkan lambang cintanya berwujud seikat kembang merah
Aku menginginkan bibirnya berucap
"Aku mencintaimu, seluruh hidupku hanya tercipta untuk dirimu seorang"
Aku menunggu itu terucap dari bibirnya yang manis
Hingga akhir napasku
Aku masih menyelisik kata cinta terucap indah  serta seikat kembang merah diberikan padaku di lampu remang-remang di taman tempat favorit kami memadu cinta.
Di penghujung napasku, aku mendengarnya
Aku bahagia
Pergi dengan damai
Erina Purba
Bekasi, 26092020