Kehidupan Tetap Berlanjut
Tetap Tegar dan Semangat
Masih stay di rumah, kehidupan terus berlanjut tak ada yang tahu hari esok. Apa yang terjadi hari ini wajib kita syukuri.
Berbagai pertanyaan muncul di benak ini,
Kapan prahara ini usai?
Apakah bulan besok sudah normal kembali?
Bagaimana jika seperti ini terus?
Mengapa virus Corona ini belum juga usai?
Segalanya yang terjadi di dunia ini atas kehendak-Nya
Kita hanya memperkuat pertahanan melalui doa dan harapan kepada-Nya.
Setiap doa yang kita panjatkan pasti ada jawabannya sesuai keyakinan dan iman kita.
Masa-masa pandemi ini pasti berlalu , tiada yang abadi. Hanya kasih Tuhan yang abadi.
Memasuki bulan Ramadhan banyak harapan yang saya panjatkan. Terutama di kehidupan sekitar kami.
Saya bekerja di sekolah swasta. Masih sebagai guru honorer, gaji hanya dibawah 2 jt perbulan. Tetap bersyukur walaupun kadang terasa pahit. Bukan sebenarnya mengeluh. Siapa yang tidak jadi korban. Semua lapisan masyarakat korban bahkan sampai ada yang kelaparan dan pemutusan hak kerja.
Beberapa hari yang lalu kami sudah dapat pemberitahuan resmi dari yayasan bahwa gaji dipotong. Banyak keluhan diantara teman-teman. Tapi mau bagaimana lagi, keadaan ini memang sulit cuma ada harapan buat teman- teman saya terutama kepala keluarga termasuk OB petugas kebersihan yang setiap hari masuk.
Semoga segera dapat penghasilan tambahan.
Pagi ini salah satu petugas kebersihan kami curhat.
"Saya harap jangan dipotonglah Bu, gaji kami, kan kami masuk setiap hari. Pusing Bu, apalagi sekarang bulan Ramadhan dan sebentar lagi lebaran. Bagaimana kalau seperti ini , saya tidak bisa membahagiakan anak dan istri membelikan mereka sepasang baju lebaran."