Aku mendengar angin bertiup merdu
Teramat merdu hingga bisa merindingkan bulu roma, tau kenapa?
Karena angin selalu berkata jujur tak terduga datangnya tapi selalu ada disetiap langkah yang dituju para manusia. Lalu, mengapa banyak wajah yang tak terkenali sedang di sana seribu topeng bisa dimengerti bahkan hadirnya terbaca, ini aneh bukan?
Seribu topeng yang telah mengecoh hatiku yang polos dan lugu.
Percaya saja pada mulut manisnya, sekarang setelah sekian lama, dan sekali pernah tercetus
Siapakah yang telah menggunakan topeng polos itu?
 Aku tahu, pasti diantara semak belukar yang punya sengatan yang tajam dan dengan tega melukai tubuhku yang mulus dan polos.
Topeng itu menyebar ke segala penjuru
Ini hanya sementara, keresahan ini pasti berlalu
Bumi segera lepas dari semua bencana ini
Kolab
Sriwijaya dan Erina Purba
Bekasi, 18042020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H