Asmara yang Bertaut
By Erina Purba
Pagi
Mentari bersinar ceria, seceria itulah diriku setelah mengenal dirimu
Cinta
Aku tahu sekarang apa artinya setelah perjumpaan kita
Hatiku gelisah, rasa ingin bertemu bergejolak di dalam dada
Resah, bila sehari tiada kabar berita
Tutur katamu yang lembut
Suara berat serta aroma tubuh yang khas
telah membiusku
Bagai malam yang selalu setia hadir
setelah senja berakhir
Perasaan cinta ini singgah
tanpa noda
putih bersih seperti kapas
tulus
kupersembahkan dari hati yang paling dalam, untukmu
Duhai kekasih, aku menanti kata pinangan itu
Kapankah kiranya asmara kita terjalin menjadi satu?
Serupa cincin yang tiada bersekat, bersatu tanpa batas, erat saling melekat
Duhai, dengarlah pesan ibu
Yang berharap agar kita segera melepas masa lajang ini
Di bulan yang hangat, bulan yang dihujani kasih sayang
Kita telah lewati semua
Kisah asmara yang berliku
Namun dengan kesungguhan hati
Bahagia itu telah berhasil kita rengkuh
Kini, angin pagi bertiup lembut
ikut menyaksikan bunga-bunga cinta tumbuh, bersemi di taman hati
Dan, sang waktu pun cemburu
Menyaksikan langkah kita
terayun menuju pelaminan
Janji suci di atas altar, setia sampai maut memisahkan
sampai bumi menerima kembali
bertabur kembang-kembang yang menguarkan aroma paling wangi
Kekasihku, kusingkirkan semua ranting penghalang
kuhimpun dalam doa
kisah asmara kita
Semoga selalu abadi sepanjang masa.
Bekasi, 12022020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H