Mohon tunggu...
Lestari Siahaan
Lestari Siahaan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya mahasiswa semester 5 jurusan Ilmu Hukum dari Universitas Nommensen Medan dan saat ini sedang mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka di UNIKA Atma Jaya Jakarta. Saya Pernah Magang selama 1 Tahun di Kantor Hukum. Saya juga Pernah ikut Volunteer jadi Project Leader Pengembangan Rumah Belajar 2 dan 3 Sikkola Rakyat di Medan

Halo, saya Lestari Siahaan mahasiswa semester 5 jurusan Ilmu Hukum yang ingin mendapatkan pengalaman praktisi dan kontribusi pada bidang hukum, administrasi serta beriorintasi pada detail dalam Sumber Daya Manusia dari perusahaan maupun Organisasi. Saya juga suka berbicara di depan umum dan menjadi bagian dari organisasi yang berfokus pada pengembangan pola pikir yang mendukung potensi saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Patriarki Merugikan Kedudukan Anak Perempuan dalam Suku Batak

12 November 2023   22:44 Diperbarui: 13 November 2023   00:43 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Sistem Patriarki Merugikan Kedudukan Anak Perempuan Dalam Suku Batak 

Indonesia tercatat memiliki lebih dari 1.300 suku budaya yang tentunya menghasilkan adat istiadat yang sangat beragam pula. Salah satunya adalah suku Batak. Suku batak juga terbagi menjadi beberapa bagian yaitu Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Pakpak dan Batak Mandailing. Budaya melahirkan kebiasan-kebiasan yang sampai saat ini masih sangat dipertahankan disetiap daerah di Indonesia.

Suku Batak Toba umumnya terdapat pada daerah Sumatera Utara tepatnya daerah Danau Toba seperti Tarutung, Humbang Hasudutan, Tobasa dan juga Samosir. Masyarakat Batak hingga kini masih menjunjung tinggi sistem adat, seperti upacara perkawinan, kematian, pembagian warisan dan upacara mangongkal holi (membongkar, memindahkan dan menguburkan kembali sisa tulang-tulang orang tua yang sudah meninggal ketempat yang lebih baik).

Suku batak sangat identik dengan sistem patriarki hal ini disebabkan karena ketika anak perempuan menikah pastinya ia akan mengikuti suami sedangkan anak laki-laki akan menjadi pemimpin di keluarganya. Suku batak menganggap anak laki-laki akan membawa marga (nama keluarga/kerajaan) sehingga silsilah marga keluarga tersebut tidak akan pernah punah contoh garis keturunan dari ayah yaitu Marga Siahaan maka Marga siahaan akan terus dibawa oleh anak laki-laki. Patriarki juga melahirkan ketimpangan otonomi sosial dan pembagian hak waris yang diterima anak laki-laki sangat besar dibandingkan yang diterima oleh anak perempuan, bahkan tak jarang anak perempuan tidak mendapat sedikit pun warisan dari  orang tuanya hal ini dikarena harta orang tua telah habis dibagi pada anak laki-laki. Misalnya dalam hal ini anak laki-laki pertama mendapat tanah, anak laki-laki kedua mendapat perhiasan dan anak laki-laki ke 3 mendapat rumah.  

Dengan adanya sistem patriarki ini tentunya sangat merugikan kaum perempuan dalam suku  batak. Berbagai tekanan dan sanksi sosial yang diterima pihak perempuan apabila ia tidak bisa melahirkan seorang anak laki-laki di dalam keluarga. Tidak habis disitu perempuan suku batak juga tidak bisa dengan mudah menyuarakan pendapat di dalam keluarga karena harus terlebih dahulu melalui perantara laki-laki. Sistem ini melahirkan perbedaan kasta yang sangat jauh antara laki-laki dan perempuan dalam suku batak.

c

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun