Dahulu, jika bertemu yang dilakukan hanya bercanda dan berbincang-bincang. Tapi sekarang, semuanya hilang terganti denga berselfie ria dan update status terkini. Lalu apa kebaikan yang didapat dari perubahan ini?
Meski tak dapat dinafikan bahwa perubahan-kemajuan teknologi- membuat berbagai hal menjadi lebih mudah, transaksi perbankan misalnya.
Namun apalah arti kemudahan jika tak diiringi dengan penguatan jati diri? Nilai-nilai kesopanan seakan tercerai-berai oleh kompresi ruang dan waktu yang diembuskan globalisasi.
Kemajuan generasi muda yang dielu-elukan kini masih berada dalam menara gading. Karena kemajuan teknologi yang berkembang tidak diikuti dengan kemajuan jati diri bangsa yang seharusnya menjadi kebanggan dan kemujuran bangsa ini. Sehingga kini para pemuda seolah-olah tengah memasuki lorong-lorong gelap mata yang penuh kantong-kantong globalisasi dan teknologi.
Teknologi dibutuhkan setiap negara, terutama negara berkembang. Tak terkecuali Indonesia. Perlu digaris bawahi bahwa teknologi tak semata-mata menjadikan pemuda buta dalam menyikapinya.
Salah satunya Media Sosial yang merebak dikalangan anak muda, sangat melunturkan makna dari kata "sosial" itu sendiri. Mereka lebih betah lama-lama berbincang-bincang di dunia maya dibandingkan di dunia nyata. Aneh bukan? Oleh karena itu, melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan sebuah pesan untuk mereka.
Wahai anak muda harapan bangsa, sadarlah. Euforia yang kalian alami itu hanya sesaat. Perjuangann kalian tak hanya berkutat dengan selfie atau update status terbaru.
Dunia tak hanya berkisar antara likes dan followers. Pandang dunia luar, dunia nyata. Mungkin banyak hal yang dapat kalian lihat di dunia maya, tapi ada lebih banyak hal yang dapat kalian lakukan di dunia nyata. Menikuti teknologi itu wajar. Menjadi budak teknologi yang harus dihindar.
Perkara gaul atau tak gaul mengenai up to date atau kudet bukan alasan kalian hidup. Gebrak diri kalian untuk masa depan. Saat kalian sudah ada di puncak keberhasilan, saat itulah kalian akan merasa bahwa kalian adalah makhluk paling beruntung karena telah sadar sedari dini.
Coba telusuri jejak-jejak para anak muda yang dulu dilabeli "terkenal" atau "up to date", yang menguasai dunia maya. Jadi apa mereka? Tidak ada. Belum terlambat untuk berkarya. Bangkitlah. Jadilah anak muda yang paling mengenali bangsamu dan paling mencintai negerimu.
Belitung timur, 15 januari 2018