Mohon tunggu...
Lestari Ningsih
Lestari Ningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis; menulis apa yang dilihat, dipikirkan, dan dirasakan. Memberi inspirasi dan manfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cagar Budaya Rumah Tua Raya 10 Tanjung

29 Juli 2020   00:05 Diperbarui: 29 Juli 2020   00:03 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Part 1
Ornamen Langit-langit dan Lantai

Rumah tua di Jl. Raya 10 Tanjung Gempol Surabaya-Malang masih saja kokoh mengakar bumi. Guratan-guratan tuanya menambah nyentrik eksentrik.  Dua pintu kembar gaya Belanda mendominasi. Apalagi bagian atas rumah pada teras masih terlihat ornamen-ornamen gaya khasnya.

Cukup mudah jika ingin berkunjung di sana. Menikmati suguhan gaya Belanda. Rumah yang tertulis angka 1767 petanda usia rumah ini 233 tahun. Tahun dimana masa Bangsa Kincir Angin  200 tahun sebelumnya bertandang sekaligus berladang. 1596, De Chornelius De Hotman pengunjung pertama dan menggores tinta kisah hingg 350 lamanya..

dokpri
dokpri
Semua perikehidupan Bangsa Belanda telah mempengaruhi gaya hidup dan gaya pikir masyarakat yang dijajah. Termasuk menularkan virus desain bangunan. Menawarkan gaya bangunan serta perhitungan yang matang dari berbagai sisi dan faktor konstruksi. Kekuatan bangunan ternyata sampai puluhan bahkan ratusan tahun.  Bukti kekuatan dan kekokohan hasil karya yang luar biasa ini dapat dijumpai pada rumah tua tersebut.


Mari kita tilik. Halaman berlantai keramik telah timbul tanah. Halaman dengan luas 16 m2 difungsikan sebagai tempat parkir yang etnik. Sayang, halaman ini sekarang harus ditutup tanah oleh penghuninya agar sama tinggi dengan jalan raya. Jalan raya tinggi sekaligus semakin diperlebar.

Jika melihat foto lama yg masih tersimpan, dari pelataran terdapat 3 tangga menuju pintu kembar. Pintu kembar terdiri dari 2 daun pintu. Di dalamnya masih terdapat lagi pintu kembar yang lebih besar dengan doble daun pintu. Tinggi ruang sama persis yakni 7 meter.  Terbagi atas 8 ruang. Oleh sang empunya rumah, 8 ruang difungsikan sebagai kamar tidur ruang tamu, ruang keluarga, ruang tak bernama, ruang makan, dan teras belakang.

dokpri
dokpri

Jika kembali  mengamati masing-masing ruang, ternyata pembagiannya tidak sama persis. Bisa bersilangan dan tidak sejajar.

Yang menarik dari rumah ini, selain bentuk bangunan yang tinggi juga terdapat adanya 2 anak gedung. Anak gedung pertama lebih besar dibanding anak gedung ke dua. Anak gedung pertama berlantai dua terbagi dua ruang di masing-masing lantai. Sedangkan anak gedung yang lebih kecil hanya terdiri satu lantai. Berfungsi sebagai kamar mandi dan WC. Di antra kedua anak gedung terdapat sumur tua sekaligus tandon air yang sudah runtuh.

dokpri
dokpri

Mata saya dimanjakan oleh motif dan ornamen lantai dan langit-langit atau patflom. Patflom pada masing-masih ruang selalu berbeda motifnya. Termasuk motif lantai setiap ruang juga demikian. Misteri motif atau ornamen ini belum saya temukan.

Pada dinding teras terdapat keramik yang sengaja ditempel sebagai hiasan. Pada bagian dinding atas depan gedung sebelah kanan, juga terdapat keramik yang bermotif menempel kokoh.

"Pernah ada orang ijin mencongkel keramik yang menempel di dinding itu. Dia bilang jika nanti kena, akan saya bayar 250 ribu per keramik", kata cucu pemilik rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun