Mohon tunggu...
Lestari Ningsih
Lestari Ningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis; menulis apa yang dilihat, dipikirkan, dan dirasakan. Memberi inspirasi dan manfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lockdown Uji Daring agar Tetap Menyenangkan

22 Maret 2020   15:53 Diperbarui: 22 Maret 2020   15:48 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemampuan Virus Corona telah mengobrak-abrik prikehidupan di muka bumi. Perekonomian dunia lumpuh. Pariwisata dan transportasi dunia berhenti. Pendidikan dunia banting setir sekaligus merubah pola pembelajarannya. Dunia mengambil cara dengan memutus mata rantai pertumbuhann dan penyebarannya. Lockdown. Dunia mengambil sikap tegas. Dunia sedang semedi.

Lockdown Indonesia berlaku pada dunia pendidikan. Daring  dengan 14 hari di rumah. Kegiatan belajar mengajar dengan jarak jauh. Aktivitas pembelajaran dilakukan di rumah bersama orang tua, siswa, dan guru.

Pendidikan tidak boleh berhenti. Pembelajaran harus tetap berjalan. Sudah saatnya memanfaatkan teknologi pembelajaran siswa perlu ditingkatkan. Banyak pilihan aplikasi yang dapat dipilih dalam daring ini. Mulai dari aplikasi zoom, kahoot, quizii, onklas, webex, ruang guru, ruang belajar, dan masih banyak lagi.

Pemakaian dan pemilihan aplikasi tentu harus disesuaikan dengan materi pembelajaran. Tidak boleh melenceng dari kurikulum tiap satuan pendidikan. Kompetensi dasar masing-masing mata pelajaran harus tercapai. 

Di sini guru ditantang. Bagaimana guru mampu dan mahir menggunakan aplikasi tersebut sesuai dengan kondisi siswa. Kesesuaian waktu tayang, kemampuan siswa mengoperasikan aplikasi, serta kemampuan orang tua mendampingi ketika proses belajar. Ketiga pelaku pembelajaran sangat berperan dan saling bersinergi.

Ada beberapa temuan dari kegiatan daring yang sudah berjalan beberapa hari ini. Termasuk seperti yang pernah saya tulis pada artikel saya belumnya yang berjudul "Stop Kegiatan, Mati Gaya?" dan "Pembelajaran yang Funky dari 14 Hari Daring" merupakan fakta pembelajaran yang saya temukan di sekitaran.

Mengingat daring dilakukan dalam waktu 14 hari ke depan, maka mau tidak mau kita harus siap dengan berbagai kendala. Suka tidak suka peran guru aktif dibutuhkan. Beberapa fakta temuan dilapangan diantaranya:

1. Kondisi ekonomi siswa  

Tidak semua siswa memiliki HP. Dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah pertama maupun atas. Jikalau pun punya, belum tentu kemampuan HP yang 'mumpuni'. Selain kemampuan membeli pulsa sebagai modal pengoperasian. 

Setiap kali pembelajaran tentu HP sudah harus siap dengan pulsanya. Pertanyaannya, berapa persen siswa kita mampu membeli pulsa. Jangankan membeli pulsa. Bisa makan setiap hari sudah beruntung. Peran pemerintah menggratiskan kadang belum tersosialisasi dengan baik. 

2. Keterbatasan mengoprasikan IT dengan tepat.

Siswa maupun guru sama-sama belum tentu mengusai cara mengoperasikan HP dengan baik, tepat, dan cepat. Hal ini juga penting. Berapa % siswa dan guru di Indonesia masih lemah dalam hal tersebut. Belum lagi alasan guru sudah berumur yang merasa tidak perlu belajar tentang IT. Pada hal ini adalah fakta umum. Meningkatkan SDM guru saling 'getok-tular', saling berbagi. Berbagi dengan cara mandiri atau kelompok (sekolah).

3. Mengenal karakter jenjang satuan pendidika

Perbedaan karakter disetiap jenjang satuan pendidikan yang berbeda mempengaruhi pemilihan model, strategi, serta media pembelajaran. Karakter pendidikan di sekolah dasar tentu tidak akan sama dengan karakter pendidikan di tingkat menengah pertama. 

Begitu karakter pendidikan di atasnya. . Satu contoh, pada jenjang satuan pendidikan sekolah dasar yang memiliki karakter bermain. Strategi, teknik, serta model pembelajaran daring berbeda. Serius memilih dan memilah. Lagi-lagi peran guru sangat diperlukan. Orang tua dapat mendampingi dengan mudah pula.

Bagaimana  caranya agar daring dalam masa lockdown dalam berjalanannya dapat lancar dan menyenangkan?

dokpri
dokpri
Temuan kendalan pembelajaran dengan model daring di lapangan perlu dicari solusi. Kreatifitas dan kecerdikan guru menentukan keberlangsungan daring berjalan lancar dan menyenangkan. Tujuan pembelajaran juga dapat tercapai. 

Sedangkan ketercapaian pembelajaran ditentukan oleh ketepatan memilih strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran ingin dicapai. Target yang ingin dicapai berupa tagihan pembelajaran. Tagihan yang terukur tetapi menyenangkan.

Bebas tugas siswa ketika daring dapat dilakukan dengan berbagai cara. Baik tugas terstruktur maupun tugas tidak terstruktur. Tugas individu maupun kelompok. Ada tagihan yang berupa tugas yang dapat dikerjakan siswa diantaranya:

1. Video

Siswa dapat membuat video dan mengirimkan kepada guru. Misal video kegiatan belajar bersama orang tua atau saudara. Kegiatan menghafal surat-surat pendek untuk mapel PAI. Tema kompetensi dasar tentang membantu pekerjaan orangtua di rumah dapat dilakukan dengan cara merekam kegiatan tersebut. Orang tua cukup posting kegiatan putra putrinya kepada guru via WA.

Contoh lain bagi siswa menengah pertama atau menengah atas, postinganan  dapat berupa vlog atau tik tok yang sesuai dengan karakter mapel, tentunya. Dapat juga hasil vlog atau tik tok dapat dikembangkan menjadi bentuk tugas membuat film-film pendek.

Model pembelajaran bagi siswa SMP dan SMA/ SMK dapat menggunakan aplikasi pembelajara. Baik memilih ruang guru atau media pembelajaran online lainnya. Aplikasi zoom, webex, kahoot,  akan mudah mereka lakukan. Karena tingkat berpikir mereka juga sudah 'mumpuni'. 

Jika di sekolah memiliki jejaring misalnya blog sekolah, aplikasi sekolah (onklas), atau radio sekolah? Ketiga contoh media tersebut dapat dimanfaatkan dengan menjadwal sesuai dengal jadwal sekolah. Ini akan semakin asyik.

dokpri
dokpri
2. Portofolio

Mengerjakan tugas selama daring dengan cara mengerjakan LKS yang sudah disiapkan oleh guru. LKS dapat dikumpulkan pada saat masuk sekolah. Kumpulan tugas dapat ditempatkan pada tempat khusus dengan rapi sehingga menjadi portofolio siswa.

3. Foto hasil pekerjaan siswa

Tugas yang dikerjakan siswa dapat dengan cara di foto. Hasil jepretan dikirim via WA.

Covid 19 yang pandemi telah menguji dunia pendidikan mencari cara agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Dengan memahami karakter siswa serta kemampuan guru menguasai teknologi. Media online merupakan pilihan yang tepat. Tidak perlu bertatap muka untuk dapat belajar.

Pembelajaran harus tetap berjalan agar pendidikan yang berkemajuan tetap berkibar di bumi persada. Apapun tantangannya, kita patut memperjuangkan demi anak bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun