Hmmm, apa itu Cahkwe? Jajanan asal Tionghoa (Ibu saya menyebutnya demikian). Saya pun lebih familiar dengan nama itu. Jajanan Cahkwe tak banyak yang tahu bagaimana sejarah asal muasal jajanan teesebut. Cerita sejarah panjang dari kejayaan Dinasti Song di masanya.
Tokoh terkenal Jendral Yue Fei adalah salah satu jendral Dinasti Song. Dia behitu gigih menekan suku Jurchen Dinasti Jin dari utara bagian Tiongkok. Atas perintah Kaisar Gaozong, You Fei berusaha keras merebut kembali kota-kota milik Song. Atas perjuaangan Yue Fei akhirnya kedaulatan Song kembali beejaya.
Keberhasilan Jendral Yue Fei mengisahkan konflik di dalam negeri. Menyebar cerita bahwa peperangan melawan Jin adalah suatu pemborosan uang negara. Hingga akhirnya Kaisar Tang Gaozong terkena hasutan hingga menghukum Jendral Yeu Fei atas fitnah itu. Kaisar menghukum Jendral dengan hukuman mati.Â
Kematian Yue Fei membuat rakyat marah. Ada kisah tentang seorang pedagang makanan kecil di jamannya yang bernama Wang Xiaoer dan Li Si. Mereka mencari ide untuk membuat jajanan goreng dengan adonan dari beras. Adonan itu dibentuk seperti manusia yang saling memunggungi. Gorengan ini ketika digoreng akan mencuat ke permukaan dan seketika Wang Xiaoer dan Li Si berteriak "Dijual Hui Goreng!"atau hanyu pinyin atau Yui Zha Hui (Wikipedia).Â
Teriakan mereka otomatis mengundang perhatian orang-orang disekitarnya. Menjadi suatu bentuk kepeedulian dan protes atas kematian Yue Fei. Sejak itu panganan ini dikenal di Tiongkok.Â
Siapa mengira panganan Cahkwe  memiliki sejarah yang penuh heroik di negara asalnya. Bagi orang kota pangan ini panganan yang cocok disantap pada pagi hari. Mengganjal perut sembari aktifitas rutin. Cahkwe terkenal tidak hanya di daerah asalnya, di Indonesia pun sudah seperti makanan milik sendiri. Lidah saudara kita di Tiongkok dengan lidah kita mungkin sama. Sama-sama dapat menikmatinya.Â
Benar saja, pagi ini di desa kecil Bulusari Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan ada pedagang Cahkwe. Sepertinya dia baru beberapa minggu berjualan. Meskipun penjuan sudah lihai mengolah dan menyiapkan adonan. Tetapi masih saja terlihat baru. 'Rombong'nya masih baru. Catnya masih bagus warnanya juga.
Saya yakin Penjual tidak perlu mempelajari sejarahnya agar laris manis. Toh pembeli juga tidak akan bertanya asal muasalnya. Mungkin saya saja yang penasaran mencari informasi tentangnya. Termasuk nama lain  Cahkwe dengan dialek  Hokkian maka artinya hantu yang digoreng. Hiii, serem juga. Untung rasanya tidak seserem namanya.Â
"Njupuk nomor"
"Antrian sek!!!"