Di punggung kenangan yang rapuh. Bambu egrang termakan rayap
Kayu dakon penghias rumah. Bak sodor tinggal cerita. Benteng berebut kuasa hanya strategi belaka. Anak bekhel semburat entah kemana. Cublek-cublek suweng hanya sebuah lagu orkestra
Cublek-cublek suweng. Suweng e ting gelender. Mambu ke tundung gudhel. Pak empo lera-lere. Sopo nguyu ndelek ake. Sir-sir pong del e gosong. Sir-sir pong udel e gosong.
Ayooo, Nak!Â
Kita bermain-main lagi. Mak buatkan teh hangat dan goreng pisang! Ambillah sesuka hati. Kita ramaikan teras
Ah, Mak!Â
Teman-temanku masih sibuk. Sibuk mengatur strategi mobile legendnya. Jadwal padat PB tak bisa ditunda. Mana sempat, Mak!
Di punggung kenangan yang rapuh.
Bambu egrang termakan rayap. Kayu dakon penghias rumah. Bak sodor tinggal cerita.
Permainan di kala kudulu. Menjadi sejarah para bapak. Menjadi nostalgia pelengkap dongeng cerita, Mak. Pengantar tidur saja
Persaingan permainan ini sungguh ketat. Kita yang mati atau kau yang Berjaya?Â
Dikuasai teknologi yang maha dasyat. Kehilangan atau bertahan? Kemana budaya lokal pergi?
Wahai, yang maha bijak! Bijak bestari kami berharap. Bagikan budaya ke anak negeri. Menjadi warisan cagar budaya nan sejati.
Gempol-Pasuruan, 1 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H