Mohon tunggu...
Lestarini D. Sumotenodjo
Lestarini D. Sumotenodjo Mohon Tunggu... Guru - Sosok yang mencintai dunia anak. Mengabdikan hidup untuk anak-anak dengan berusaha berbuat yang terbaik untuk mereka dengan memberikan kasih dan cinta.

Ceria dan selalu gembira

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Minat Belajar Anak

12 Mei 2019   14:28 Diperbarui: 12 Mei 2019   14:33 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spicalandblog.blogspot.com

Sebagai orang tua, pastilah kita menginginkan putra-putri kita tumbuh menjadi anak pembelajar. Hal tersebut tentu tidak bisa lepas dari minat belajar anak yang tinggi.

Sayangnya menumbuhkan minat belajar pada anak tidaklah mudah, apalagi kebutuhan anak-anak terutama pada usia dini adalah bermain bukan belajar. Lantas bagaimana cara kita sebagai orang tua agar minat belajar putra-putri kita meningkat?

1. Berhentilah memaksa

Banyak orang tua memaksa putra-putrinya untuk belajar dan berprestasi. Hal itu mungkin bisa dimaklumi. Siapa sih yang tidak ingain buah hatinya berprestasi? Ya, pastinya orang tua yang memaksa anak untuk belajar tentunya memiliki alasan.

Dengan alasan masa depan cemerlang, tanpa sadar orang tua pun memaksa putra-putri tercinta untuk belajar meskipun kondisi mereka belum stabil dalam menerima pelajaran. Ingat, segala sesuatu yang sifatnya memaksa akan membuat mereka terbebani. Kecuali mereka bisa menerima dengan senang hati, ya silakan saja. Hanya perlu diingat, kita harus benar-benar memahami kondisi putra-putri kita. Jangan kita lupakan bahwa proses itu jauh lebih penting dari hasil.

Buatlah proses yang menyenangkan. Dengan proses yang menyenangkan, akan membuat mereka bahagia. Dengan demikian, insyaallah minat belajar akan tumbuh dan otomatis hasil yang didapat pun akan baik.  Sebaliknya, jika mereka belajar karena dipaksa, maka proses belajar itu akan membuat mereka tidak bahagia dan merasa terbebani. Jika sudah demikian mereka cenderung menjadi antipati dengan yang namanya belajar.

Jika sudah timbul rasa antipati, bisa dipastikan ia akan menghindari yang namanya belajar. Hal ini bisa mengakibatkan mereka menjadi malas untuk belajar dan berefek tidak mau pergi ke sekolah.

Perlu diketahui oleh para orang tua.  Anak yang belajar dengan paksaan bisa membuat mereka frustrasi. Kondisi belajar yang tidak menyenangkan bagi mereka akan menguras tenaga dan pikiran sehingga mereka akan mudah lelah. Hal ini bisa mengakibatkan konsentrasi akan menurun sehingga mereka menjadi tidak fokus.

Lain halnya dengan anak yang merasa tertarik dengan kegiatan belajar. Untuk anak yang seperti ini, kita harus memberi fasilitas untuk meningkatkan minatnya. Ketika pengenalannya tepat, mereka akan semakin berminat dan percaya diri karena merasa menguasai keterampilan yang mungkin belum dikuasai anak-anak seusianya.

2. Ingatlah bahwa hak anak adalah bermain

Yang harus kita tahu, hak dan kebutuhan anak adalah bermain, bermain, dan bermain. Guru dan orang tua, berperan penting dalam meningkatkan minat belajar mereka sejak dini melalui cara dan metode-metode yang tepat. Ingat, jangani sampai mereka merasa terbebani.

Lalu bermain yang bagaimana yang harus kita lakukan? Ya, kita harus pandai mencari permainan yang sifatnya memberi pelajaran. Kita bisa mengajak mereka bernyanyi, bercerita, menggambar, dan lain-lain. Untuk anak, hal demikian sangatlah menyenangkan. Jika mereka merasa senang, ia akan terus mengulanginya dan akan berdampak pada kemampuannya.

Dalam membimbing putra-putri belajar, yang paling penting ialah mereka merasa suka dan bebas memilih setiap kegiatan yang dilakukan tanpa paksaan. Dengan demikian putra-putri kita akan bebas mengeksplorasi hal baru dan hal itu bisa mengasah kecerdasannya.

Jadi untuk para orang tua, buatlah proses belajar yang menyenangkan untuk putra-putri tercinta. Ingat, tidak memaksa! Percayalah, sesuatu yang dimulai dengan paksaan, hasilnya tidak baik untuk si buah hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun