Mohon tunggu...
Lestari Soonard
Lestari Soonard Mohon Tunggu... Administrasi - Terus belajar

Arsitek yang Terapis, Fotografer, menyukai menulis, eksperimen masak, tanaman, anabul, senang belajar hal baru. Buku : The Miracle of Doa, The Wonderful Sedekah

Selanjutnya

Tutup

Book

Anukarana Mudita Asita DK, Penulis Buku Banyuwangi Sunrise Of Java

5 Agustus 2023   21:56 Diperbarui: 5 Agustus 2023   21:57 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asita DK, penulis buku Banyuwangi Sunrise of Java (dokpri)

Setelah menukar tanda pengenal di pos keamanan, kaki saya melangkah menuju sebuah bangunan dengan dinding terbuka. Gedung O2 Co Working Space di dalam komplek Kompas Gramedia Palmerah.

Saya memasuki ruangan tersebut, mengisi daftar hadir kemudian memilih tempat duduk di baris kedua dari depan.

Tak lama kemudian acara dibuka oleh Septa Andrian sebagai moderator.

Saya langsung terpana oleh dua narasumber yang terlihat cukup senior. Asita Djojo Koesoemo atau lebih dikenal sebagai Asita DK, seorang traveler sekaligus mantan wartawan dan penulis buku yang diluncurkan siang itu; Banyuwangi Sunrise of Java. Beliau ditemani Sri Asih seorang traveler dan Fotografer.

Masa kecil Asita DK dilalui di Banyuwangi. Jodoh tidak kemana, setelah pindah ke kota lain, Asita DK bertemu belahan hati warga asli Banyuwangi. Sehingga kegiatan mudik setiap tahun adalah ke kota masa kecilnya : Banyuwangi.

Buku ini bisa disebut paket komplit, karena berbagai info terkait Banyuwangi ada. Dari berbagai pilihan transportasi mencapai kota tersebut, tujuan wisata, budaya, dan tentu tak ketinggalan kuliner khas setempat.

Anukarana Mudita...

Berasal dari bahasa Sansekerta, Anukarana berarti mencontoh, mencontek, meniru. Ya... saya begitu terkesima dengan spirit Asita DK. Dimana, umumnya diusia beliau memilih untuk beristirahat, tapi beliau terus berkarya, bermanfaat bagi sesama dan tentunya bagi Nusantara.

Mudita pun dari bahasa Sansekerta yang berarti sukacita.

Ya... saya merasakan sensasi sukacita, semangat dan kebahagiaan ingin mencontek, meniru banyak hal dari sosok Asita DK.

Dan tentu dari sosok senior yang juga terus berkarya : Sri Asih.

Yuk...kepoin apa yang menurut saya layak dan halal dicontek :

1. Dokumentasikan Rutinitas

Seringkali sesuatu yang sudah biasa dilakukan hanya menjadi rutinitas biasa. Tapi dari Asita DK saya belajar, rutinitas apapun sebaiknya didokumentasikan menjadi catatan. Sedetail mungkin. Baik pilihan transportasi, biaya masing-masing pilihan tersebut, dll.

2. Amati Tempat Wisata

Eksplor tempat wisata, baik yang sudah dikenal saat kecil, maupun yang baru bertumbuh. Wisata alam asli maupun buatan. Semuanya dapat menyuburkan rasa syukur kita pada ciptaan-Nya, yang tentunya membuat kita semakin dekat pada-Nya.

"Wisata gunung, pantai, budaya, seni, dan kuliner adalah kata  yang menggambarkan liburan wisata di Banyuwangi," kisah Asita DK.

Selain lengkap, wisata alam di Banyuwangi sangat terjaga.

Seperti Gunung Ijen di Bondowoso, Sabana Baluran di Situbondo, Alas Purwo di Kabupaten Banyuwangi, "Ada Pantai Pulau Merah yang indah saat matahari terbenam, Bangsring underwater, pantai G-Land untuk surfing, hewan liar di Alas Purwo dan Baluran, sampai penyu bertelur di Pantai Sukamade," lanjut Asita DK.

Asita DK dan Sri Asih (dokpri)
Asita DK dan Sri Asih (dokpri)

3. Menyelami Sejarah dan Budaya Lokal

Menjalani masa kecil dan rutin mengunjungi satu lokasi, tak jarang membuat semua berjalan dan berlalu begitu saja. Padahal semua hal berjalan dan berkembang. Maka teruslah menggali dan menyelami berbagai hal di tempat tersebut, terutama terkait sejarah dan budaya lokal. Jangan lupa untuk mendokumentasikan baik berupa catatan tertulis maupun foto atau video. Perkembangan teknologi saat ini, tentu memudahkan semua dilakukan dari genggaman melalui smartphone.

Wisata budaya di Banyuwangi salah satunya adalah pertunjukan tari Gandrung. Atau berkunjung ke kampung Wisata Osing Desa Kemiren.

4. Berburu Kuliner Lokal

Semua orang tentu punya kenangan kuliner favorit masa kecil. Baik jajanan, maupun masakan rumah. Beberapa wisata kuliner Banyuwangi yang Asita DK rekomendasikan antara lain Cafe Lir Ilir, Tahu Walik, Rujak Soto, Pecel Pincuk, Sego Cawuk, Nasi Tempong, serta daging jeroan.

Sebagian nama makanan tersebut sudah akrab di telinga saya, karena mirip dengan kuliner khas Ngawi, kota asal Bapak saya. Mungkin karena sama-sama Jawa Timur ya...

Selain lezat untuk dinikmati sambil berwisata, tentu aneka kuliner adalah pilihan favorit sebagai oleh-oleh. Belanjalah pada pembuat dan atau pedagang setempat, sehingga kita selain membantu penduduk setempat juga mensupport perkembangan wisata setempat.

img-20230624-wa0033-64ce62a94addee23f6687072.jpg
img-20230624-wa0033-64ce62a94addee23f6687072.jpg

5. Terus Berkarya dan Bermanfaat

Perjalanan ke Banyuwangi dan berbagai pengalaman selama hampir 60 tahun, dengan eksplor dan catatan yang detail, menjadi riset yang melahirkan karya sebuah buku berisi paket komplit: Banyuwangi, Sunrise Of Java.

Tidak hanya sangat informatif secara data gambaran biaya perjalanan ke Banyuwangi, daftar penginapan, daftar kafe, tempat oleh-oleh, juga tips perjalanan lainnya.

Buku ini juga dilengkapi foto-foto yang memanjakan mata dan informatif tentang indahnya banyuwangi, karya dari fotografer handal Sri Asih.

2 sosok senior yang sangat menginspiratif dan terus berkarya dan bermanfaat bagi sesama dan nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun