Mohon tunggu...
Lestari Soonard
Lestari Soonard Mohon Tunggu... Administrasi - Terus belajar

Arsitek yang Terapis, Fotografer, menyukai menulis, eksperimen masak, tanaman, anabul, senang belajar hal baru. Buku : The Miracle of Doa, The Wonderful Sedekah

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

30 Menit Jelajah Kuliner Nusantara, Kok Bisa?

26 April 2023   23:56 Diperbarui: 26 April 2023   23:58 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia terdiri dari ribuan pulau, 38 provinsi. Di setiap pulau, di setiap provinsi memiliki beragam adat budaya, kekayaan alam, juga beragam kuliner. Tak heran jika Indonesia kaya kuliner. Dimana setiap wilayah mempunyai ciri khas masakan yang berbeda-beda, walau kadang namanya atau penampakannya serupa, bisa jadi namanya berbeda.

Saya termasuk orang yang ingin mencicipi kuliner khas setiap daerah yang saya kunjungi. Tapi kan ga mungkin setiap saat saya mengunjungi berbagai daerah jika ingin men-jelajah-i kuliner khasnya toh...

Bersyukur di sekitar tempat tinggal saya, banyak tersedia kuliner khas dari berbagai daerah. Jadi jelajah kuliner Nusantara ga perlu keliling nusantara. Cukup 30 menit perjalanan dari domisili saya.

Kuliner Betawi

Khusus untuk kuliner khas Betawi atau Jakarta, menurut saya, di domisili saya cukup komplit menyediakan kuliner asli Betawi yang mungkin sudah ga mudah ditemui di wilayah Jakarta lainnya. Memang, berdasarkan penelitian yang saya lakukan bersama Tim Peneliti dari Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Pancasila beberapa tahun lalu, domisili saya ternyata yang masih kental adat budaya Betawi. Masih dijumpai beberapa bangunan yang masih merawat arsitektur bangunan asli Betawi dari jaman dahulu.

Area lahan terbuka juga cukup banyak, karena dahulu setiap keluarga memiliki makam bagi anggota keluarga masing-masing. Berjalannya waktu, bangunan semakin bertumbuh dan bertambah, tapi lahan-lahan makam tidak berubah, tidak berpindah. Sehingga lahan terbuka cukup banyak dan menyebar. Dan bisa menjadi area penyerap air juga.

Disini juga terdapat makam yang dipercaya sebagai makam Bang Pitung. Bahkan sekarang nama jalannya pun bernama jalan Bang Pitung.

Tradisi Warga Betawi yang dahulu mengutamakan bela diri  pencak silat dan sumber penghasilan dengan berniaga aneka tanaman, sampai sekarang pun masih terpelihara. Alhamdulillah...faktor banyaknya pedagang tanaman dan makam membuat wilayah ini aman urusan air tanah.

Soto Betawi, Laksa Betawi, Sayur Asem, Ikan, tempe goreng & Pepes (dok. Pribadi)
Soto Betawi, Laksa Betawi, Sayur Asem, Ikan, tempe goreng & Pepes (dok. Pribadi)

Demikian juga dengan kuliner khas Betawi. Disini banyak dijumpai pedagang Nasi Uduk legend, pedagang Kerak Telor, Laksa Betawi, Nasi Ulam, Ketupat Sayur, Sayur Asem, Soto Betawi, aneka kue, bir pletok, yang semuanya khas Betawi, tersedia setiap hari.

Soto Betawi Pak Jamsari bahkan sudah memiliki 3 cabang. Soto Betawi disini terdiri dari irisan daging sapi, tomat, kentang, dengan kuah yang tidak menggunakan santan, tapi menggunakan susu murni untuk kuahnya. Gurihnya ga bikin eneg. Berbumbu cengkih, kayu manis, serai, pala, bawang.

Laksa Betawi yang sudah puluhan tahun di jl Ashirot, sudah berganti generasi yang memasak dan menjalankan. Rasanya sedikit berubah, tapi tetap enak. Irisan ketupat yang ditaburi toge pendek, daun kemangi kemudian disiram kuah santan kental berbumbu ebi. Lauk pelengkapnya bisa memilih, ada telor, empal, tahu tempe.

Sayur Asem di kawasan Joglo ini juga legend. Pengunjung datang dari berbagai penjuru Jakarta. Mereka rela berangkat subuh untuk sarapan sayur Asem di sini. Sayur asem betawi ini berbeda dengan Sayur asem Sunda yang cenderung manis. Ditemani tempe, ikan goreng, pepes, dan sambal yang uenaakkk banget...hati-hati program diet gagal hehe...

Kuliner Jawa 

Nasi Gandul, Nasi Semarang, Tahu Gimbal, Babat Gongso (Dok. Pribadi)
Nasi Gandul, Nasi Semarang, Tahu Gimbal, Babat Gongso (Dok. Pribadi)

Selain dikelilingi kuliner asli Betawi, banyak juga kuliner khas dari wilayah lain. Seperti kuliner khas Jawa Tengah, Jawa Timur dan lain-lain.

Salah satunya adalah Nasi Gandul, nasi putih di atas daun pisang yang disiram kuah gurih manis dan potongan daging. Di kedai ini ada juga menu Nasi Semarang, Babat Gongso dan Tahu Gimbal.

Nasi Pecel (Dok Pribadi)
Nasi Pecel (Dok Pribadi)

Selain itu juga ada Nasi pecel Madiun, ada yang menggunakan nasi, ada yang menyediakan dengan gendar. Gendar itu adonan nasi yang diberi bumbu. Gurih kenyal rasanya. Dulu tante saya sering membuat sendiri. Saya meminta gendarnya untuk dimakan begitu saja, sementara tante akan mengiris tipis kemudian dijemur. Setelah kering digoreng menjadi kerupuk gendar. Enak sih...tapi kan lama ya prosesnya...kenapa ga dimakan langsung saja hehe...

Kuliner Sumatera

Mie aceh (dok. pribadi)
Mie aceh (dok. pribadi)

Sementara dari Pulau Sumatera, tersebar banyak rumah makan Padang, Sate Padang Danguang-danguang, Soto Padang, juga Mie Aceh. Mie dengan bumbu khas Aceh yang pekat rempah. Dan yang selalu saya cari adalah acar bawang yang merahnya khas banget. Tingkat kepedasan bisa kita pesan sesuai selera. Pilihan lauk yang akan dicampurkan sebagai pelengkap juga bisa dipilih. 

*****

Beragamnya kuliner Nusantara adalah salah satu harta karun Indonesia. Selayaknyalah kita jaga. Bangga dengan kuliner Indonesia.

Salam Kuliner Nusantara

Putri Soonard

Samber 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun