Alif dan Annas dua orang kakak beradik yang tinggal bersama neneknya. Alif Kelas 2 SMA, sedangkan Annas kelas 1 SMA.
Nenek mereka berusia 83 tahun. Sudah mulai pikun dan kadang tidak nyambung jika diajak bicara. Mungkin karena pendengarannya sudah berkurang.
Alif dan Annas sangat dekat, kemana-mana mereka berdua. Kecuali ke kamar mandi ya.
Hari itu Alif dan Annas pulang dari sekolah sudah petang. Nenek menyuruh mereka membeli takjil. Maka sambil becanda, mereka berjalan menuju ujung gang tempat para penjual takjil berjualan.
"Mas...tunggu!", tiba-tiba Annas menghentikan langkahnya. Mukanya serius. "Ada apa, Dek?", tanya Alif kaget.
"Mas, pernah dengar nggak hadist yang menyatakan bahwa memberi makan orang yang berpuasa pahalanya sama dengan pahala orang yang berpuasa?", tanya Annas.
"Pernahlah...mas gitu loh (dengan nada sombong). Tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun. Gitu kan?", balas Alif.
"Alhamdulillaahhh....", kata Annas.
"Kenapa sih dek?", penasaran Alif.
"Gapapa....berarti mas yang bayarin ya takjilnya...,"cengir Annas.
Alif tertawa mengiyakan.
Setelah mendapatkan tas kresek berisi takjil pilihan, mereka pun berjalan kembali ke rumah.
Tiba di rumah, mereka menyiapkan teh panas manis untuk teman takjil berbuka nanti. Meskipun mereka anak laki-laki, mereka sudah terbiasa mengerjakan beberapa pekerjaan rumah. Seperti memasak nasi dan masak air, atau menggoreng tempe dlsb.
Kemudian mereka bertiga dengan nenek duduk di meja makan.
"Dek, apakah boleh saat berpuasa kita berkumur-kumur dengan kuah soto?", tanya Alif pada Annas.
"Kita tidak boleh berkumur-kumur dengan segala sesuatu yang memiliki rasa. Apalagi rasa ingin memiliki", cepat Annas menjawab.
Alif tertawa sambil menoyor sayang kepala Annas.
Sementara, Nenek tampak sibuk dengan handphone nya. Handphone pemberian dari salah satu anaknya yang tinggal di luar kota. Mulutnya cemberut.
Mulai misuh-misuh.
Alif dan Annas berpandangan sambil nyengir. Mereka sudah paham bagaimana sang Nenek.
Meskipun sudah diajari cara menggunakan sejak HP di serahkan setahun lalu, Nenek masih gaptek. Maklumlah ya, sudah 83 tahun.
Pernah nenek tiba-tiba menangis membuat kakak beradik ini kaget. Setelah disamperin, nenek ngeluh",Watsapnyah jahat ma nenek....nenek kan belum selesai nulis...kenapa hilang??? Gitu terus dari tadi...huhhuhu..."
Pernah juga nenek bertanya,"Itu yang di hp marah ga ma nenek kalo nenek dengerin orang ngaji terus? nanti dia bayar listriknya mahal ya?" Bingung juga jawabnya kan.Â
"Mas.... Dek...", Nenek memanggil seperti absen.
"Ya...?", kompak Alif dan Annas menjawab.
"Ini jadi gimana?", tanya nenek.
"Gimana apanya nek?", balas Annas.
"Yah makanya nenek nanya", nada suara nenek meninggi.
"Iya Nek...pertanyaannya apa?," pelan Alif berusaha mencari kejelasan dar neneknya.
"Gimana sih?? Kan kalian yang pinter! Kalian yang sekolah! Makanya nenek nanya!", marah nenek.
Alif dan Annas berpandangan : ?@#%^$
Tamat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H