2. Dengan cara kalian, kalian ingatkan aku, bahwa ada Allah yang selalu bisa diminta petunjuk, yang selalu menyertai kita. Yah...tanpa sadar, dibalik ketakutanku dengan rintangan-rintangan itu, aku seolah meragukan kekuasaan Nya. Padahal...bukankah ketika Allah katakan Kun Fayakun...maka apapun akan terjadi.
3. Kalian tunjukan bahwa kalian serius dan bertanggung jawab dengan tugas kalian : Belajar. Meskipun waktu belajar kalian lebih banyak belajar mandiri, karena kita sepakat memilih belajar di rumah (home schooling), bukan di sekolah formal. Dan itu kembali mengingatkanku bahwa kalian sudah bekerja keras sebagai ikhtiar meraih impian kalian, apa pantas aku merusak impian kalian...?
Tidak...kalian layak bermimpi. Kalian layak percaya dengan kemampuan kalian meraih impian kalian. Sebagai ibu, tugasku sangat ringan :Â mendoakan kalian.
4. Dalam banyak momen ketika aku sebagai ibu terpuruk, menangis dalam kerapuhan, kalian menguatkan aku dengan memberi pandangan dari sisi lain. Seringkali, ketegaran kalian, ketenangan kalian, dalam menyikapi berbagai situasi, seperti tarikan kuat yang membuat aku turut tegar dan tenang seperti kalian.
5. Keluguan kalian, ketenangan kalian, kesabaran kalian, keceriaan kalian....menjadi pengingat buatku atas berlimpahnya nikmat dariNya yang harusnya ku syukuri.
6. Keseriusan dan ke kreatifan kalian belajar mandiri, progres yang terus meningkat, membuatku bahagia, bangga dan semakin bersyukur atas kasihsayangNya.
7. Kalian begitu tangguh, membuatku termotivasi untuk semakin semangat untuk mengatasi rintangan yang ada.
Anak-anak tidak hanya sebagai anugerah terindah bagi seorang ibu, tapi juga sumber inspirasi bagi ibu untuk menjalani kehidupan.
Anak-anak adalah anugerah dari Allah SWT yang harus dirawat dengan penuh kasih sayang.
Dan itikaf malam itu menjadi ajang tumpahnya airmata syukur ku...., seorang ibu yang  bangga pada anak-anaknya yang tak henti menginspirasi.Â