Di padatnya halte Harmoni, sambil menanti bus Trans Jakarta, berkali-kali saya cek penunjuk waktu di HP. Â Di dalam bus yang padat, kembali saya berkali-kali melihat waktu di HP. Ah...sudah jam 17. Saya coba membuka sebuah situs. Gagal.
Mungkin karena pada saat bersamaan banyak yang membuka laman tersebut.
Sampai kami tiba di tujuan, Masjid Sunda Kelapa, saya belum berhasil masuk ke laman tersebut. Kami berniat Itikaf di Masjid Sunda Kelapa.
Akhirnya kami memasuki ruangan serbaguna. Duduk berhadapan dengan jamaah lain. Tak lama kemudian azan berkumandang. Setelah berdoa, kami buka bersama dengan takjil yang dibagikan Masjid.
Seusai sholat maghrib, kami santap malam.
Saya kembali mencoba masuk ke laman tersebut. Memasukan rangkaian angka-angka.
Masyaa Allah... Allahu Akbar... Alhamdulillah....
Nama sulung ku tertera di layar... DITERIMA (sebuah PTN favorit di Bandung).
Panas mataku...gemetar tanganku...bercampuraduk perasaanku. Berkali-kali aku memastikan bahwa aku tidak salah baca, bahwa aku tidak bermimpi.
Bagaikan sebuah film, rekaman berbagai peristiwa hadir kembali di diri saya. Ah...anak-anakku, kembali kalian menginspirasi diriku, ibumu... Masyaa Allah...
1. Kalian mengajariku untuk tidak tidak takut menggantungkan impian setinggi-tingginya. Bahkan dengan situasi kondisi yang menurutku menjadi halangan yang sangat besar. Yang membuatku fokus pada ketakutan bagaimana jika impian kalian tidak tercapai. Tapi kalian tidak pernah menyerah. Kalian menjadi begitu kreatif untuk mencari cara menggapai impian kalian, apapun rintangan di depan.