"Ini semua tentang takdir. Tidak ada yang bisa menolak. Allah Yang Maha Tahu Yang terbaik untuk hamba-Nya. Allah yang menghidupkan dan Allah juga yang mematikan. Kita tidak punya apa-apa hanya harapan." (Bu Widya)
Sinetron ini tidak mengekspos tokoh baik dan antagonis seperti pada sinetron kebanyakan. Tapi memposisikan semua pada porsi wajar. Tokoh baik kadang bisa ngeselin. Tokoh antagonis bisa menggelitik penonton tentang sifat buruk yang seringkali sebenarnya ada di diri siapapun diakui atau tidak, disadari atau tidak.
Dialog-dialog yang mengalir seringkali membawa penonton menyadari dan menertawakan kealpaan diri sendiri yang mungkin sebelumnya tidak disadari atau tidak diakui.
Para tokoh saling bercanda membuat suasana sahur pemirsa menjadi hangat.
Para tokoh meskipun memiliki kekurangan dan kesalahan, tapi berusaha saling mengingatkan dan saling membantu ke arah yang lebih baik. Selalu berusaha memperbaiki diri dan mencari kebenaran. Tentunya ini bisa menjadi inspirasi penonton untuk selalu berusaha menjadi lebih baik lagi dan mengikuti hidayah yang benar.
Sehingga sinetron ini buat penulis bukan sekedar hiburan semata saat sahur. Tapi juga sarat hikmah yang memberi banyak pencerahan dengan cara yang tidak menggurui sehingga lebih mudah diterima penonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H