Mohon tunggu...
Lestari Soonard
Lestari Soonard Mohon Tunggu... Administrasi - Terus belajar

Arsitek yang Terapis, Fotografer, menyukai menulis, eksperimen masak, tanaman, anabul, senang belajar hal baru. Buku : The Miracle of Doa, The Wonderful Sedekah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Yuk Mengenal Desain Rumah Ibadah, Merayakan Persatuan dalam Kebhinekaan (2)

12 Maret 2023   10:20 Diperbarui: 29 Maret 2023   05:01 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari GPIB Immanuel, dilanjutkan berjalan kaki sambil mendengarkan kisah-kisah sejarah dari jalanan, bangunan maupun area yang kami lalui seperti Lapangan Banteng, lalu mengunjungi dan mengenal Katedral Jakarta, maka kami pun menyebrang menuju Masjid Istiqlal.

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden pertama RI Bapak Soekarno menyetujui gagasan Wahid Hasyim, Menteri Agama, untuk membangun Masjid nasional Indonesia. Soekarno menginginkan  lokasi Masjid haruslah di pusat atau dekat alun-alun, dekat Istana. Soekarno juga mendesak agar Masjid dibangun di dekat Immanuel dan Katedral, sebagai lambang kerukunan dan toleransi beragama sebagaimana merupakan cerminan dari Pancasila. Maka diputuskanlah dibangun di area Taman Wijaya Kusuma/Wilhelmina.

Dikutip dari Kompas.com (22/2/2022),  Friedrich Silaban yang beragama Kristen, memenangkan sayembara disain Masjid nasional Indonesia. Dimana, saat memasukkan disain, peserta sayembara hanya boleh menuliskan nama samaran di karyanya. Sehingga penjurian pure  dari disain yang diterima. Hal ini mencerminkan Pancasila dalam aktifitas sehari-hari.

Masjid nasional ini dibangun untuk memperingati kemerdekaan RI, karena itu di beri nama Istiqlal yang berarti kemerdekaan atau kebebasan.

Peletakkan batu pertama pembangunan Masjid oleh Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961. Peresmiannya oleh Presiden ke 2 RI, Soeharto, pada tanggal 22 Februari 1978.

dok Pribadi
dok Pribadi

Arsitektur dan makna 

Yang langsung terlihat pada Masjid Istiqlal, tentunya permainan garis-garis vertikal dan horizontal, juga perpaduan keduanya yang membentuk persegi.

Lantai dan dinding dilapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari besi antikarat. Setelah di revitalisasi, Masjid Istiqlal mampu menampung 200.000 jamaah. Saat ini menjadi masjid terbesar di ASEAN.

Selasar Masjid Istiqlal (Dok. Pribadi)
Selasar Masjid Istiqlal (Dok. Pribadi)

Sierra, yang mengantar kami, menjelaskan bahwa ada 2 kubah di Istiqlal. Yang besar berdiameter 45 meter, yang melambangkan tahun kemerdekaan RI. Sementara kubah yang kecil berdiameter 8 meter yang melambangkan bulan kemerdekaan.

Dikutip dari ekonomi.bisnis.com (2 mei 2022), secara umum, ada dua bangunan di Istiqlal, bangunan utama dan pendamping. Hal ini melambangkan dua hal yang berdampingan dan saling melengkapi ; langit – bumi, dunia – akhirat, lahir – batin, juga hablumminnallah – hablumminnanas.

Bangunan Masjid terdiri dari 5 lantai, sebagai simbol 5 Rukun Islam dan 5 kali waktu sholat wajib dalam sehari.

Masjid ditopang 12 tiang sebagai simbol tanggal kelahiran Rasulullah SAW, 12 Rabiul Awal.

Istiqlal memiliki satu menara setinggi 66,66 meter. Ini melambangkan ke Esa-an Allah dan 6666 ayat dalam Al Qur’an. Menara dihiasi kemuncak dari baja setinggi 30 meter yang melambangkan 30 juz dalam Al Qur’an.

Interior Masjid Istiqlal yang megah (Dok. Pribadi)
Interior Masjid Istiqlal yang megah (Dok. Pribadi)

Masjid Istiqlal tidak hanya untuk melaksanakan sholat saja. Tapi juga untuk berbagai keiatan lain. Pernah diadakan Festival Istiqlal. Dimana selain ada bazar, pameran ada juga berbagai seminar seperti Seminar Arsitektur Islam, dsb.

Saat ini sudah jadi terowongan antara Katedral dengan masjid Istiqlal. Sayang kemarin saya belum bisa memasuki terowongan. Menurut info, terowongan tersebut akan bisa digunakan pada bulan Ramadhan.

Bukti kerukunan antara umat beragama di Indonesia, bisa dilihat pada pelaksanaa Sholat Ied atau acara lainnya di Masjid Istiqlal, umat Islam bisa memarkir kendaraannya di halaman Katedral. Pihak Katedral jua dengan sukarela membantu keamanan. Demikian juga saat Natal atau kegiatan lainnya di Katedral. umatnya pun bisa memarkir kendaraan di halaman Masjid Istiqlal. Umat Islam pun akan membantu kemanan selama kegiatan di Katedral.

Indahnya kerukunan dan toleransi ya...

Tiba-tiba seorang pria berseragam mendekati rombongan kami, memberi tahu bahwa waktu sholat akan segera tiba.

Aahhhh....kenapa harus berakhir....belum puas rasanya menyehatkan fisik, pikiran, sekaligus nurani dalam kegiatan seperti ini...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun