Mahasiswa PPG (Pendidikan Profesi Guru) Calon Guru gelombang 2 tahun 2024 jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Malang dengan bangga menggelar Gallery Walk bertajuk Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dalam Bidang Pendidikan, Kamis (26/9/2024).
Pada kegiatan yang terlaksana di Gedung Pascasarjana Lantai 4 itu, terdapat 6 tema yang diangkat sebagai perwujudan Pembangunan Berkelanjutan dalam bidang Pendidikan. Masing-masing kelompok mendemonstrasikan hasil diskusi mereka dalam bentuk poster maupun infografis dengan menugaskan salah satu orang sebagai presenter. Sementara itu, para pengunjung akan mengunjungi setiap stand poster atau infografis untuk melakukan tanya jawab pada masing-masing tema yang diangkat. Pengunjung maupun pemilik stand terlihat sangat antusias melakukan diskusi.
Salah satu tema menarik yang diangkat dalam diskusi yaitu ketercapaiannya Pendidikan tanpa diskriminasi menuju Indonesia Emas 2045. Indikator pendidikan tanpa diskriminasi yang dimaksud meliputi diskriminasi gender, pendidikan di wilayah perkotaan dan pedesaan, masyarakat disabilitas dan non-disabilitas, serta masyarakat dengan pendapatan tinggi dan rendah. Ini merupakan isu yang sangat krusial dalam bidang pendidikan yang tidak boleh dibiarkan begitu saja agar pendidikan merata untuk semua kalangan. "Bahasan ini sangat menarik menurut saya. Sebab, seperti kita tahu bahwa diskriminasi pendidikan di Indonesia itu nyata. Lalu, sampai kapan ini terjadi? Padahal, masih banyak yang ingin mengenyam pendidikan tinggi, tetapi terkendala biaya, fasilitas, dan sebagainya", tutur Laila salah seorang mahasiswa PPG.
Sementara itu, Ibnu Mu'ad, mahasiswa PPG Bahasa Inggris yang bertugas menjadi presenter memaparkan data yang diambil dari Badan Pusat Statistik. Dari paparan tersebut terlihat jelas bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, angka partisipasi penduduk pada usia sekolah yang sudah memanfaatkan fasilitas pendidikan justru semakin menurun. Hal ini menandakan bahwa tidak semua penduduk usia sekolah melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan, baik dalam infrastruktur maupun suprastruktur agar pemerataan pendidikan bisa terlaksana tanpa adanya diskriminasi.
"Pemerataan pendidikan di Indonesia sangatlah penting, pemerintah harus segera melakukan tindakan agar tidak ada lagi kesenjangan pendidikan pada semua jenjang. Semua penduduk memiliki hak untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak tanpa membeda-bedakan. Laki-laki dan perempuan, penyandang disabilitas, masyarakat pedesaan dan ekonomi menengah ke bawah, semua harus mengenyam pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi." ujar Ibnu.
Di sisi lain, sudah menjadi rahasia umum bahwa di Indonesia masih ditemukan kasus diskriminasi dalam dunia pendidikan hingga saat ini. Salah satunya adalah dugaan diskriminasi yang dialami oleh pelajar beragama Kristen di SMAN 2 Depok yang berkegiatan keagamaan di luar ruangan pada tahun 2022. Sedangkan Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meluncurkan inisiatif baru dengan program pelatihan guru untuk menyediakan sumber daya manusia yang mumpuni dengan menghilangkan segala diskriminasi dalam pendidikan. Selain itu, program yang ditawarkan tidak hanya kepada guru namun juga dengan penyediaan program keluarga harapan, beasiswa KIP (Kartu Indonesia Pintar) hingga jenjang perguruan Tinggi, dan sekolah inklusi pada setiap daerah. Amila salah satu pengunjung stand menyampaikan bahwa program yang dijalankan pemerintah tersebut belum sepenuhnya maksimal. "Masih banyak KIP yang pendistribusiannya belum tepat sasaran dan juga kurang sosialisasi sehingga masih banyak yang belum paham bagaimana syarat mendapatkan KIP. Selain itu, fasilitas di sekolah inklusi juga belum memadai", tegasnya.
Kelompok 5 mengkampanyekan "Ekonomi dan Keterbatasan Bukan Penghalang Prestasimu. Mari Tingkatkan Kualitas Diri dengan Pendidikan Tinggi". Melalui promosi pentingnya pendidikan dalam peningkatan sumber daya manusia, diharapkan dapat mengurangi diskriminasi karena banyaknya wawasan dan mindset yang akan diperoleh dengan berpendidikan tinggi. "Sebagai generasi muda, satu hal yang dapat kita lakukan saat ini adalah dengan terus menyebarkan pentingnya pendidikan ke lingkungan terdekat", ujar Endang salah satu mahasiswa PPG.
Para peserta lain juga mengkampanyekan hal positif lainnya. Salah satunya yaitu bebas akses terhadap pendidikan pra-sekolah. Tantangan dalam penerapannya adalah kurangnya pengetahuan orang tua mengenai pentingnya pendidikan pra-sekolah sehingga berpikiran bahwa pendidikan dapat langsung ditempuh di Sekolah Dasar. Selain itu, masih banyak topik lain yang diangkat seperti bebas akses pendidikan dasar dan menengah, akses setara pendidikan teknik, kejuruan, dan pendidikan tinggi, sumber daya manusia yang relevan untuk kesuksesan finansial, kemampuan literasi dan matematika, serta pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan kewarganegaraan global.