Mohon tunggu...
L Ambar S
L Ambar S Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kalau Ngga Bisa Bahasa Inggris Salah Siapa?

26 November 2017   14:27 Diperbarui: 26 November 2017   14:29 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru memang belum sepenuhnya menjiwai profesinya. Profesi guru masih dianggap semata-mata sebuah pekerjaan. Setelah bekerja lalu akan mendapat gaji atau penghasilan seperti profesi lainnya. Kalau menilik Permen No 16 tahun 2017 sebenarnya ada empat kompetensi yang harus dipunyai guru; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Kompetensi pedagogik tu kaitannya dengan cara mengajar di kelas, paham teori-teori belajar, mengembangkan kurikulum, mengembangkan potensi murid, maupun kepahaman terhadap karakteristik masing-masing individu. Kompetensi kepribadian hubungannya dengan tingkah lakunya termasuk etos kerjanya, tanggung jawabnya pun rasa bangga menjadi guru.

Kompetensi sosial kaitannya dengan komunikasinya dengan teman kerja dan masyarakat. Guru ga boleh bersikap eksklusif maupun diskriminatif. Sedangkan kompetensi profesional kaitannya dengan kepahaman materi sesuai dengan mata pelajarannya termasuk juga mengembangkan keprofesionalannya. Diantaranya adalah menulis artikel, membuat laporan penelitian tindakan kelas, dan karya inovasi.

Bila guru sudah menjiwai profesinya nih kekurangan siswa akan menjadi salah satu perenungannya. Guru akan mikir bagaimana memperbaiki proses pembelajaran dan penilaiannya. Guru juga akan banyak baca referensi bagaimana membikin suasana dan lingkungan yang kondusif. Murid bisa senang, nyaman, dan damai bersama guru yang mendampinginya.

Guru juga bisa kan menerapkan model, metode, maupun teknik pembelajaran. Terus kalau pembelajaran yang dilakukan itu terbukti bagus. Bahkan bisa mendongkrak kompetensi murid bisa saja kan didokumentasikan dalam bentuk laporan penelitian tindakan kelas. Bisa juga ditulis dalam bentuk artikel. Dijurnalkan. Dapat poin lagi untuk penilaian Karya Ilmiah. Nabung lagi buat naik pangkat periode berikutnya.

Emang sih persoalan murid susah berbahasa Inggris itu dilematis. Muaranya dari dua kutub. Murid dan guru. Namun yang utama ya dari murid itu sendiri. Murid kudu punya kemauan untuk maju. Pengin mengembangkan diri. Guru tinggal genjot kasih fasilitas dan penguatan. Seperti hukum Newton ada aksi ada reaksi. Gaya yang ditimbulkan pun akan makin besar. Muridnya berusaha guru ikhlas membantu dan melatih . Hasilnya. Semua kembali ke masing-masing pribadi, bukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun