Mohon tunggu...
Lestari Zulkarnain
Lestari Zulkarnain Mohon Tunggu... Guru - Berusaha menjadi lebih baik di setiap moment dalam hidup.

Menulis itu menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keasinan

22 November 2022   20:05 Diperbarui: 22 November 2022   20:12 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini jadwalku sangat padat, tetapi aku tidak melupakan kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Sebelum pergi, pagi-pagi sudah kubereskan semua, dari memasak; mencuci; ngepel dan sebagainya. 

Kali ini aku masak sayur sop, karena menurutku sayur sop itu simple dan mudah. Resep yang kupakai adalah resep yang paling mudah. Air direbus, masukkan bawang merah dan bawang putih yang sudah diiris, tunggu hingga mendidih. Setelah mendidih, masukkan sayur kol, daun bawang, wortel dan tomat, tak lupa bakso sebagai pelengkap. 

Setelah hampir matang, kucicipi kuahnya.  Astaghfirullah, belum kumasukkan garam. Kumasukkan garam setengah sendok teh dan penyedap rasa serta lada bubuk. Setelah matang lalu aku mandi. Setelah mandi, kucicipi sayur sopnya dan ternyata asin! Gimana ini, kacau. Waktu sudah mepet dan aku harus segera pergi. Namun biarlah. Suamiku orangnya nrimo dan tidak pernah protes dengan hasil masakanku. Semoga dia menikmatinya, hiks. 

Baca juga: Bau Badan Ngangenin

"Mas, aku pergi, ya. Kalau mau makan, sudah kusiapkan. Ada sayur sop, goreng tempe sama sambal kecap," pesanku pada suamiku yang sedang asyik bermain hp.

 "Ya," jawabnya singkat. Setelah itu, kujabat tangannya dan pergi menggunakan motor matic tercintaku menuju tempat mengajar. Ya Allah, semoga suamiku tidak protes. 

*** 

Baca juga: Akhir Cinta Pertama

Jam dua siang, aku pulang kerja. Rasa lelah mendera setelah dari pagi pergi. Aku langsung menuju ke dapur, kulihat sayur sopnya tinggal separo, artinya suamiku memakannya. Ya Allah, terima kasih atas anugrah yang engkau berikan, seorang suami yang selalu menerima hasil masakan istri tanpa protes. 

Kini aku merasa sangat lapar sebab sedari pagi hingga sekarang belum makan. Tadi pagi tidak sempat. Aku mengambil sepiring nasi, kemudian mencampur sayur ke dalam nasi tersebut. Sementara lauk berupa tempe dan sampal aku pisah.

 Setelah siap, aku pun memasukkan nasi ke dalam mulut. "Hoek! Astaghfirullah, sayur macam apa ini? asin!" keluhku dan hampir memuntahkan nasi yang ada di mulut. Namun karena hasil masakan sendiri, mau tidak mau aku memakannya meski tidak habis sebab tidak senggup dengan rasa yang amburadul. Ya Allah, apakah tadi suamiku memakannya?

Baca juga: Mak Kunti

 "Bu, sudah pulang?" Terdengar suara orang menyapaku, rupanya suamiku. 

"I--iya, mas." Rasanya tidak sanggup memandangnya, aku merasa sangat bersalah. "Mas, tadi makan?" tanyaku sedikit malu dan canggung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun