Mohon tunggu...
Lesta Sulung
Lesta Sulung Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Moeda

#KaryaAnakBangsa #ButuhTani #PemudaPinggiran #ManusiaMerdeka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mitos Masyarakat Nias

13 Juni 2021   21:25 Diperbarui: 13 Juni 2021   21:31 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat malam 

Ya'ahowu

Berbicara tentang Pulau Nias (Tano Niha), saya tak pernah lupa beberapa hal yang selalu terbesit dalam pemikiran. Mulai dari hal hal yang kecil sampai pada hal hal yang besar.

Pulau Nias mempunyai banyak hal yang menarik perhatian. Itu adalah sebuah ciri ciri yang unik dan bahkan tidak dimiliki oleh tempat lain.

Seperti yang diceritakan oleh para pendahulu dan orangtua, baik itu dalam bentuk tulisan atau bentuk lisan bahwa pada zaman dahulu, masyarakat Nias awalnya tidak memiliki kepercayaan dan keyakinan tentang agama. Tidak seperti sekarang ini, masyarakat sudah hidup dibawah ajaran ajaran agama.

Maka sebagai masyarakat yang belum mengenal agama dan kepercayaan, masyarakat Nias menurunkan beberapa ungkapan kebiasaan yang diyakini benar adanya. Tetapi setelah datangnya kepercayaan dan agama, maka kebiasaan dimaksud mulai terkikis dan bahkan hampir tidak di imani. Bahkan sebagian besar masyarakat Nias menganggap bahwa kebiasaan dan ungkapan tersebut hanya terkesan sebagai mitos belaka.

Berikut ini, saya akan menuliskan beberapa ungkapan ungkapan mitos yang dulunya diyakini oleh masyarakat Nias. Tetapi masih berkembang sampai sekarang. Meskipun para pemimpin agama sudah berkali kali menyampaikan tentang kebohongan dari mitos tersebut.

1. Mondri ba zi Laluo

Ungkapan yang pertama ini melarang warga untuk mandi di pertengahan hari, yaknik pukul 12.00. Sebagian warga mempercayai bahwa jika melanggarnya akan berakibat fatal, seperti Sakit. Karena warga mempercayai bahwa diwaktu tengah hari, seluruh penghuni alam gaib akan berkeliaran.

2. Manga Zuzu Wakhe sa soso

Ungkapan ini diyakini oleh warga bahwa jika seorang anak kecil tidak di izinkan untuk mengambil makanan dari bagian teratas dari nasi yang dimasak di dalam periuk. Masyarakat Nias percaya bahwa jika seorang anak melanggarnya, maka anak tersebut memiliki watak yang pemalu dan tidak berani berbuat.

3. Manoro teu sino

Keyakinan ini melarang seseorang untuk tidak melewati jalan di saat turunnya hujan terik. Sebab jika dilanggar maka seseorang akan menderita penyakit seperti demam, stroke, dan lain lain.

4. Ono matua si hasambua, ohito matiana

Keyakinan ini melarang orang mempunyai anak tunggal laki laki (perjaka). Karena warga meyakini bahwa jika anak tersebut sudah berumur 17 tahun, maka akan di culik kuntilanak untuk dijadikan pasangan di alam gaib.

5. Manaba sa'a ba zibongi

Keyakinan ini melarang seseorang untuk memotong kuku di malam hari. Karena jika dilanggar, maka akan menimbulkan penyakit.

6. Fa wikho wikho ba zibongi

Masyarakat Nias meyakini bahwa jika seseorang bersiul di malam hari, maka akan mengundang kedatangan roh roh halus yang mendatangkan penyakit.

7. Ma mehede hele si hulo wongi

Masyarakat Nias juga meyakini bahwa sumur buatan di luar rumah memiliki penunggu penunggu. Makanya jika seseorang hendak mandi di sumur dimaksud sebelum fajar, haruslah orang itu menyapa para penunggu. Supaya para penunggu itu segera beranjak pergi.

8. Famaukhu manu famoloi mbekhu

Masyarakat Nias umumnya mempunyai keyakinan bahwa jika seseorang melewati hujan deras, maka dengan mengenakan famaukhu manu (semacam tanaman paku) maka akan menjauhkan roh roh halus di sepanjang jalan.

9. Bulu ndru'u roro matiana

Masyarakat Nias meyakini bahwa rumput rumput yang ada disepanjang jalanan jika dicabut dan di buang dijalan yang dilewati, makan akan menghindari seseorang kejaran kuntilanak.

10. Manga ba mbawa ndruho

Masyarakat Nias meyakini bahwa jika seorang gadis suka atau terbiasa makan didepan pintu masuk rumah, maka kesempatan untuk mendapatkan jodoh tak kunjung ada.

Itulah beberapa mitos yang pada zaman dahulu diyakini oleh masyarakat Nias. Namun sekarang perlahan lahan terhapus karena kehadiran agama yang mengajarkan akan keyakinan sesungguhnya.

Saya percaya bahwa tulisan ini masih memiliki kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu saya mengharapkan tanggapan, saran masukan dari para pembaca untuk memberi komentar di kolom komentar dibawah ini. Sekian tulisan ini dan saya ucapkan terimakasih.

Ya'ahowu 21:20

Penulis: Lesta Humendru

Hp/WA: (+62) 822-1182-8235

Email: Lestahumendru@yahoo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun