Mohon tunggu...
Lesta Sulung
Lesta Sulung Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Moeda

#KaryaAnakBangsa #ButuhTani #PemudaPinggiran #ManusiaMerdeka

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pancasila: Rakyat Butuh Tindakan Nyata

2 Juni 2021   16:25 Diperbarui: 2 Juni 2021   18:07 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini adalah hari peringatan lahirnya Pancasila. Sejarah mengisahkan bahwa Pancasila lahir bukan hanya dari gagasan satu orang pemikir handal Indonesia. Melainkan lahir dari gagasan hasil mufakat dan musyawarah segenap anak anak Bangsa Indonesia. Hal itu berarti bahwa Pancasila sebagai azas dan dasar negara, diawali dengan persamaan persepsi, persamaan pandangan, persamaan tujuan dan lain sebagainya. 

Namun, apakah persamaan, musyawarah, mufakat yang telah terjalin itu masih ada sampai hari ini? Biarlah setiap kita yang berhak menjawab sesuai dengan keadaan masing masing. Tetapi pada saat ini, saya teringat beberapa kejadian akhir akhir ini. Banyak kejadian yang terjadi mencirikhaskan suatu tindakan yang tidak sesuai dengan harapan Pancasila. 

Munculnya beberapa ideologi dan pandangan baru yang membuat anak bangsa berpencar, munculnya beberapa oknum yang dengan sengaja menjadikan dirinya sebagai sarana perpecahan di antara anak-anak bangsa. Bagi saya, kedua contoh di atas cukup menjadi contoh bahwa Indonesia kini tidak sesuai dengan harapan Pancasila


Pancasila adalah sebuah dasar hukum. Itu berarti bahwa segala bentuk tindakan, perlakuan, kebijakan, dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia harus berpedoman kepada dasar hukum atau Pancasila. Pancasila terdiri dari 5 dasar yang terutama, yaitu:


1.Ketuhanan yang Maha Esa


Dalam sila pertama ini, kita sudah tau bahwa kebebasan menganut agama dan kepercayaan adalah suatu hak mutlak warga negara Indonesia. Demikian diatur dalam UUD 1945. Tidak ada satu orangpun, kelompok dan golongan yang bisa melarang kepercayaan dan keyakinan warga negara. 

Tetapi alhasil, akhir-akhir ini banyak kejadian yang diindikasikan sebagai bentuk intoleransi terhadap sesama penganut agama yang berbeda. Contohnya, Pengeboman tempat tempat ibadah, tidak mengizinkan pembangunan rumah ibadah, penghinaan terhadap agama minoritas, dan lain lain. 

Saya berpikir bahwa Bangsa Indonesia masih mempunyai etika beragama. Bung Karno pernah memberikan statemen bahwa untuk menjaga etika beragama, Bangsa Indonesia diharuskan bisa menjadi Orang Nusantara.


2.Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Di sila kedua ini, kita sebagai warga negara diwajibkan untuk memiliki rasa kemanusiaan antar warga negara. Saling membantu, bekerja sama, bersaing sehat, hidup berdampingan, saling berbagi dan lain lain. Sudahkan sila kedua telah dilaksanakan? Bukankah selama ini banyak terjadi kegiatan kemanusiaan dilaksanakan karena kepentingan pribadi dan kelompok? 

Selama ini banyak terlihat beberapa perlakuan yang tidak sesuai dengan rasa kemanusiaan. Contohnya Pelecehan terhadap kaum wanita, pembunuhan, penganiayaan, pencurian, serta banyak lagi tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku.


3.Persatuan Indonesia


Sila ketiga ini berbicara tentang awal jadinya suatu bangsa Indonesia. Di mana tidak pernah ada suatu bangsa tanpa persatuan di tengah-tengah rakyat Indonesia.


Munculnya beberapa azas dan budaya luar menyebabkan runtuhnya rasa persatuan yang selama ini di bentuk sebagai tradisi bagi bangsa Indonesia. Budaya luar memecahkan persatuan anak anak bangsa. Contohnya munculnya azas radikalisme yang memperalat agama untuk menghancurkan persatuan, munculnya istilah oposisi-koalisi yang membuat anak-anak bangsa terbagi bagi dalam kubu-kubu yang melahirkan perpecahan, dan lain sebagainya. Seharusnya konsep berpikir seperti itu tidak seharusnya ada di benak setiap anak-anak bangsa.


4.Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan


Dalam sila keempat ini, kita sebagai warga negara banyak menuntut kepada pemerintah atas kebijakan-kebijakan yang diberlakukan dan tidak pro rakyat. Kita bisa menilai bahwa pemerintah masih belum tegas dalam hal menciptakan suatu resep peraturan dan kebijakan yang melekat kepada warga negara. 

Munculnya aksi dan demonstrasi di kalangan buruh, mahasiswa bahkan warga sipil lainnya untuk menolak beberapa peraturan dan kebijakan pemerintah namun tidak sesuai dengan harapan masyarakat.


5.Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Berbicara keadilan, masyarakat Indonesia banyak menuntut  tentang kesetaraan hak dan kewajiban yang tidak sesuai. Contohnya kenaikan harga BBM yang membludak tinggi, kenaikan harga barang dan sembako yang berefek pada perekonomian rakyat, kesetaraan konstruksi dan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, dan masih banyak lagi kasus-kasus lainnya yang berhubungan dengan keadilan.

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa "Pancasila sudah Final". Tetapi menurut rakyat Indonesia, Pancasila hanya final di dalam ungkapan saja, Pancasila masih belum final di dalam tindakan. Padahal, rakyat menginginkan suatu tindakan yang nyata. Realisasi dari setiap butir butir Pancasila yang merupakan harapan bersama. 

Tentunya untuk merealisasikannya membutuhkan banyak dukungan setiap elemen rakyat. Mulai dari pemerintah sampai kepada rakyat. 

Semoga Peringatan Hari lahir Pancasila tahun ini menjadi awal kesadaran akan nilai nilai luhur Pancasila yang sampai sekarang masih butuh diperjuangkan. Mari berbuat untuk kemajuan bangsa yang kita cintai ini.

Penulis: Lesta Humendru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun