Mohon tunggu...
Indra L. Putra
Indra L. Putra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ratapan Pak Tua

2 Juni 2013   21:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:37 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ungu bibirmu

dingin udara menusuk hingga tulang rentamu gemeretak

langit begitu kejam, pada pria beruban sepertimu

yang ditinggal orang tersayang

dibuang kehidupan..

.

Pak Tua, selalu senyum suguhkan

hidup menamparmu keras

pipimu kempis, rahangmu terbentuk jelas

dari keriput wajah

.

Apakah anak – anakmu mengingat engkau, Pak?

mengapa mereka tega membuang seseorang

yang mengasihinya sepanjang usia

bukan, bukan engkau yang salah Pak Tua!

.

Waktu akan menguji hati,

maka jaga hatimu, jangan ada dendam

atau kutuk atas mereka

namun, Pak Tua, rangkul anak – anakmu dengan doa

Tuhan, yang engkau cinta, akan mampu

mengubah segalanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun