Mohon tunggu...
Indra L. Putra
Indra L. Putra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanpamu

27 Mei 2013   00:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:59 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Detak jantung kita berbaur di udara

Malam dan suguhan langit kelap – kelip

Ombak lautan berdesau..

Dengarkan :

Satu dua daun mungkinkah jatuh

Karena matamu deras rindu

.:.

Kekasih, masih ada aku di antara gelombang

Yang sepi merangkak dari selubang angan

Bangun dari mimpiku jangan

Aku tak ingin kau hilang.. hilang..

.:.

Aku tak tahu di dada mana

Atau hanya sesak karena asma

Kempas – kempis kehidupanku

Tanpa engkau sebagai udara

.:.

Maka kekasih,

Ketika detak jantung kita hilang

Derai rindu matamu kering hujan

Kau terbangun dari mimpimu

Dan sesak dadaku menjadi – jadi

Biar aku mati, biar hilang nyawa tak peduli!

Karena apa arti hidup tanpa kasih?

Kasihku pergi, pun aku turutmu pergi

Terserah kemana cinta membawaku

Akan kusayapkan raga ini menujumu

Menujumu, kasihku..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun