upah kami memang setara, namun apakah pekerjaan yg di lakoni sama ?
Tentu berbeda.. sangat jauh berbeda..
mengapa kami tak bertitle sarjana
bukan dari kemauan yg menghambat
tapi dari kemampuan yg menyumbat
walaupun bisa ...
itupun kami harus membeli uang untuk menebus sarjana
bukan menebus sarjana untuk membeli uang
Apa lagi impian yang harus kami kubur ??
Kami selalu mengubah ini menjadi syukur.
namun bayang-bayang sistem alih-daya membuat kami ketakutan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!