Sejak kecil aku suka sekali mendengar dongeng. Setiap kali hendak tidur, ibuku selalu menceritakan beberapa dongeng. Ada dongeng putri salju, cinderela, dan masih banyak lagi. Ada pula cerita rakyat khas daerah kelahiran ibuku. Bedanya ialah ibuku mendongekan kami tanpa membaca buku dongeng. Ibuku seakan sudah hafal setiap cerita yang ia tuturkan.
Kebiasaan itu berlanjut terus meski aku sudah duduk di bangku Sekolah Dasar. Bukan hanya Ibuku yang sering mendongeng. Terkadang aku juga ikut mendongeng adik-adiku. Apabila kami tidur bersama, mereka sering memintaku untuk bercerita. Aku hanya menceritakan kembali cerita yang ibuku sering ceritakan padaku. Bahkan tak jarang aku mengarang cerita yang sama sekali tidak pernah kupikirkan. Semua itu kulakukan agar adik-adikku senang dan tidak bosan dengan cerita yang berulang-ulang. Lucunya, sering kali mereka memintaku bercerita tentang sesuatu yang belum pernah mereka dengar. Misalnya "kisah tanaman petani di kebun, petatas, kasbi dan keladi (ubi jalar, singkong, dan talas) ". Apabila aku menolaknya, mereka akan terus memaksaku.Â
Aku memutuskan untuk membaca buku cerita agar tidak mengarang cerita sembarangan lagi. Dan kalau diminta mendongeng, aku sudah siap dengan cerita-cerita yang menarik untuk dituturkan.Â
Setiap hari Senin hingga Sabtu aku pergi ke sekolah. Setiap hari itu pun juga aku membaca buku-buku cerita anak-anak. Saat bel istirahat berbunyi, aku selalu pergi ke perpustakaan sekolah. Tidak seperti kebanyakan teman-temanku yang sibuk bermain di luar. Aku sering menghabiskan waktu istirahat dengan membaca buku. Â
Dari sekian banyak buku cerita yang kubaca, ada salah satu buku cerita yang menurutku paling menarik, dan paling kusuka. Itu adalah  fabel aesop. Buku cerita tersebut memiliki keunggulan dibandingkan buku-buku lainnya.  Fabel aesop memiliki tampilan gambar yang menarik dan memanjakan mata. Â
Selain itu, di dalam satu buku cerita terdapat beberapa cerita. Bisa dibilang buku kumpulan cerita. Pada cover buku terdapat judul dan gambar salah satu cerita yang mewakili semua cerita di dalamnya. Sementara untuk isi cerita termasuk cerita pendek. Setiap cerita panjangnya satu lembar kertas. Tidak lupa terdapat gambar pendukung di sebelahnya. Isi cerita selalu menarik karena terdapat interaksi antara manusia, hewan, dan tumbuhan pada setiap cerita.Â
Hal yang paling penting dari setiap cerita ialah pesan moral yang terdapat di bagian akhir cerita. Menurutku, itu adalah hal yang paling berkesan dari buku itu, yang membuatku sulit move on dari setiap isi ceritanya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H