Mohon tunggu...
Lerivia Maharani
Lerivia Maharani Mohon Tunggu... Psikolog - RoCMHI

I see I feel I write

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Perencanaan Karier Sejak Dini untuk Mencegah Generasi Galau

21 November 2023   19:09 Diperbarui: 21 November 2023   19:17 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatihan adaptabilitas karier pada remaja SMP di Banyuwangi

Remaja merupakan tahap di mana individu melakukan eksplorasi terhadap pilihan hidupnya. Meskipun demikian, banyaknya pilihan dan informasi mengenai karier seringkali membuat remaja merasa kebingungan dalam menentukan karier kedepannya. Tak jarang kemudian remaja merasa stres saat berada dalam proses merencanakan kariernya. Oleh karena itu, penting untuk bisa menanamkan sebuah keterampilan kepada remaja, agar mereka dapat merencanakan dan mewujudkan aspirasi karier yang dimiliki. Penelitian terdahulu menunjukkan, salah satu keterampilan penting yang perlu dimiliki remaja dalam merencanakan dan mewujudkan karier adalah adaptabilitas karier.

Dalam artikel penelitiannya, Savickas dan kawan-kawan pada tahun 1997 dan 2013 mendefinisikan adaptabilitas karier sebagai sikap, kepercayaan, dan kemampuan untuk menghadapi tugas perkembangan terkait pekerjaan, periode transisi, hingga peristiwa kurang menyenangkan yang ditemui selama membangun karier. Terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh oleh remaja ketika mereka memiliki adaptabilitas karier yang baik. Remaja dapat menunjukkan kesadaran dan kepedulian terhadap masa depan. Remaja juga menjadi lebih bertanggung jawab terhadap masa depannya dan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengambil keputusan. Remaja dengan adaptabilitas karier yang baik juga lebih terbuka dalam mencoba berbagai kesempatan baru yang memungkinkan dirinya memperdalam pengetahuan tentang diri sendiri dan dunia karier. Mereka juga memiliki kepercayaan diri untuk melakukan tindakan yang berguna dalam membangun karier dan mengatasi permasalahan.

Berdasarkan berbagai manfaat yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa adaptabilitas karier merupakan hal yang penting untuk diasah dan ditanamkan sejak dini kepada para remaja. Namun, bagaimana caranya untuk menanamkan kemampuan adaptabiltas karier sejak dini pada remaja?

Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh remaja sedari dini untuk mengasah kemampuan adaptabilitas karier adalah dengan lebih mengenal dirinya sendiri. Adapun cara untuk mengenali diri sendiri, yaitu:

  • Mengetahui cara mengelola stres diri sendiri

Selama proses eksplorasi karier, tentunya akan banyak tantangan dan situasi yang membuat remaja merasakan stres. Perasaan stres sebenarnya wajar dirasakan dan dialami. Setiap peristiwa yang menimbulkan tekanan pada diri  kita membuat kita sangat mungkin merasakan stres. Dengan demikian, stres akan selalu ada di setiap tahap kehidupan. Yang terpenting ketika berbicara mengenai stres, kita bisa mempersiapkan diri dan mengetahui cara yang sesuai bagi diri untuk mengelola stres. Terdapat 2 cara yang dapat dilakukan remaja ketika dihadapkan pada stres. Cara pertama, yaitu dengan menenangkan diri sejenak dan membuat perasaan lebih tenang, atau bahkan positif, dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan. Aktivitas yang dapat dilakukan di antaranya melakukan hobi seperti mendengarkan musik, membaca buku, memasak, berolahraga, dan lainnya. Kemudian, cara kedua adalah dengan mencari sumber stres atau akar masalah yang dapat membuat stres dan dilanjutkan dengan melakukan upaya yang dapat mengurangi atau menyelesaikan masalah/sumber stres tersebut. Contohnya, ketika sedang sangat pusing dan merasa cemas karena esok hari terdapat ujian, yang dapat dilakukan remaja adalah mempersiapkan diri dengan belajar agar lebih siap menghadapi ujian esok hari. 

  • Mengenali kelebihan dan kelemahan diri

Mengetahui kelebihan dan kelemahan diri sendiri merupakan hal yang krusial terutama ketika berbicara mengenai karier. Kelebihan artinya suatu hal yang mampu dilakukan oleh individu dengan baik. Kelebihan dapat dikatakan sebagai sebuah modal bagi individu untuk bisa menentukan karier kedepannya. Sebaliknya, kekurangan atau kelemahan merupakan suatu hal yang tidak mampu dilakukan oleh individu ataupun hal yang tidak disukai dari diri sendiri. Pada kelemahan diri, perlu diidentifikasi terlebih dahulu apakah kelemahan yang dimiliki merupakan suatu hal yang bisa diubah atau dikembangkan? misalnya, apabila memiliki kelemahan yaitu mudah lupa akan sesuatu, maka hal yang bisa diubah adalah dengan membiasakan diri membuat catatan terkait hal-hal yang perlu dilakukan agar tetap memiliki acuan dan tidak mudah lupa. Dengan demikian, artinya kita bisa mengusahakan dan berjuang untuk bisa meningkatkan hal-hal yang menjadi kelemahan kita. Namun, apabila kelemahan adalah suatu hal yang lahiriah dan tidak bisa dikendalikan, maka yang bisa dilakukan adalah menerima kondisi tersebut dan mencoba membuat alternatif rencana. Sebagai contoh, ketika seseorang memiliki penyakit bawaan tertentu yang membuat diri tidak bisa terlalu banyak melakukan kegiatan setiap harinya, kita perlu menerima bahwa hal tersebut adalah bagian dari diri dan berusaha untuk memiliki waktu istirahat yang teratur sebagai cara untuk tetap bisa beraktivitas dan mencapai tujuan dengan tetap memperhatikan kesehatan diri. 

  • Mengetahui sumber dukungan dan bantuan dari orang di sekitar

Mengenali diri sendiri juga berarti mengetahui sumber daya yang dimiliki, termasuk mengetahui orang-orang di sekitar kita yang dapat membantu kita untuk mencapai tujuan belajar serta karier kita kedepannya. Contohnya, ketika mengalami kesulitan memahami salah satu materi pelajaran fisika padahal ingin masuk jurusan Teknik Mesin, kamu bisa bertanya kepada teman yang lebih memahami materi tersebut atau mengajak mereka untuk belajar bersama. Contoh lainnya, ketika kamu memerlukan bantuan untuk mengetahui jurusan-jurusan yang ada di universitas tertentu, maka yang bisa dilakukan adalah mencari informasi lebih dalam di universitas tersebut dan bisa menanyakan kerabat atau pihak lain yang mengetahui soal jurusan-jurusan di universitas tersebut dengan lebih mendalam, seperti guru di sekolah. Intinya, perlu dipahami bahwa dalam perjalanan menentukan dan merencanakan karier diri sendiri, tidak apa untuk meminta bantuan orang lain.

Demikian beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengenali diri sendiri dan meningkatkan kemampuan adaptabilitas karier. Mengingat bahwa adaptabilitas karier merupakan soft skill, maka kemampuan ini perlu diasah sedini mungkin. Seperti yang dilakukan oleh Kelompok Riset Kesehatan Mental Komunitas, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia pada Juli 2023 lalu yang mencoba untuk mengajarkan adaptabilitas karier pada siswa/i SMP di Banyuwangi melalui sebuah pelatihan yang diadakan selama 2 hari. Menanamkan sebuah soft skill dapat dilakukan dengan berbagai cara. Namun, pada intinya, menguasai sebuah soft skill memerlukan waktu yang cukup lama dan upaya konsisten untuk berlatih sehingga menanamkan dan mengembangkan kemampuan adaptabilitas karier merupakan hal yang penting untuk dilakukan segera. 

Pelatihan adaptabilitas karier pada remaja SMP di Banyuwangi
Pelatihan adaptabilitas karier pada remaja SMP di Banyuwangi

Tim Penulis

  • Jovinka Maulina Raharjo
  • Shinta Ayu Putri Dewanti
  • Sherly Saragih Turnip
  • Lerivia Maharani

Sumber Bacaaan:

  • Seibert, S. E., Kraimer, M. L., & Heslin, P. A. (2016). Developing career resilience and adaptability. Organizational Dynamics, 45(3), 245-257.

  • Savickas, M. L. (1997). Career adaptability: An integrative construct for life-span, life-space theory. Career Development Quarterly, 45(3), 247--259. https://doi.org/10.1002/j.2161-0045.1997.tb00469.x

  • Savickas, M. L. (2013). Career construction theory and practice. In R. W. Lent & S. D. Brown (Eds.), Career development and counseling: Putting theory and research to work (2nded., pp. 148--183). John Wiley & Sons.

  • Savickas, M. L., Nota, L., Rossier, J., Dauwalder, J. P., Duarte, M. E., Guichard, J., Soresi,S., van Esbroeck, R., & van Vianen, A. E. M. (2009). Life designing: A paradigm for career construction in the 21st century. Journal of Vocational Behavior, 75(3), 239--250.https://doi.org/10.1016/j.jvb.2009.04.004

  • Savickas, M. L., & Porfeli, E. J. (2012). Career Adapt-Abilities Scale: Construction, reliability, and measurement equivalence across 13 countries. Journal of Vocational Behavior, 80(3), 661--673. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2012.01.011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun