Banyak orang dewasa yang ketika bencana terjadi, tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Umumnya hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang siaga bencana. Ditambah lagi dengan panik yang melanda, membuat badan tidak memberikan respon seharusnya untuk menyelamatkan diri. Kemudian apa yang terjadi? Seringkali hal yang seharusnya diprioritaskan justru terlupakan.
Sebagai contoh, saat bencana terjadi, terkadang orang dewasa lupa (atau tidak berdaya) untuk menyelamatkan anak kecil. Dalam hal ini, anak kecil menjadi salah satu kelompok yang sangat rentan saat terjadi bencana.
Indonesia merupakan negara yang secara geografis memiliki berbagai potensi bencana. Banyaknya gunung aktif yang tersebar di seluruh Indonesia membuat Indonesia rawan bencana gunung meletus. Selain itu, negara Indonesia yang dikelilingi oleh lautan menjadikan Indonesia sebagai negara yang rawan bencana tsunami.
Tidak hanya itu, BMKG mencatat setiap tahunnya Indonesia mengalami bencana banjir, tanah longsor, dan lainnya. Oleh sebab itu, pengetahuan akan siaga bencana sangat dianjurkan untuk diketahui bahkan jauh sebelum bencana tersebut terjadi. Lalu, kapan sebaiknya pengetahuan siaga bencana ini diketahui?
Mengingat Indonesia adalah negara yang rawan bencana, pengetahuan tentang siaga bencana sangat penting dikenalkan sejak anak usia dini. Meskipun demikian, Indonesia masih memiliki sedikit program siaga bencana bagi anak usia dini. Upaya mengenalkan program siaga bencana pada anak usia dini kini giat dilakukan oleh tim dari  Kelompok Riset Kesehatan Mental Komunitas Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang berkolaborasi dengan Peduli Musik Anak (PMA).Â
Serangkaian program ini telah dilakukan di beberapa PAUD di Darul Hikmah, Aceh Tengah berkolaborasi dengan pihak guru dan orangtua. Di program ini, guru dan orangtua sebagai pihak yang dekat dengan anak turut aktif berkontribusi dalam menciptakan lagu dan gerak untuk beberapa tema bencana seperti banjir, longsor, tsunami, dan lain sebagainya.
Salah satu negara yang telah berhasil mengenalkan program siaga bencana pada anak usia dini adalah Taiwan. Tim PMA dan Kelompok Riset Kesmenkom berkesempatan untuk menghadiri International Conference on School's Disaster Risk Reduction and Resilience Education in Practice (ICSDRR) dan mengikuti kunjungan sekolah di Taiwan pada tanggal 11-13 April 2018.Â
Credit:
Program ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat mendapatkan bantuan dana hibah IPTEKS bagi Masyarakat dari Direktorat Riset dan Pengabdian Mayarakat (DRPM) Universitas Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H