Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Abdul Azis, adalah seorang penikmat seni, dari seni sastra, teater, hingga tarian daerah terkhusus kuda lumping. Berasal dari kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengenal 4 Pengertian Puisi dari Penyair-penyairan

12 Oktober 2020   07:49 Diperbarui: 12 Oktober 2020   07:48 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang yang mengartikan puisi dengan beberapa pendapat.

1. Puisi adalah kumpulan diksi-diksi.

Ya saya menyetujui pendapat ini. puisi bisa dibilang apik karena adanya diksi. Mantab.

Tapi perlu di ingat, bahwasanya jika kita menggunakan diksi yang terlalu banyak tanpa memahami posisi diksi itu. Sedemikan rupa malah saya rasa kurang bagus.

Karena apa? Lanjut point ke 2.

2. Puisi adalah untaian kata menggunakan diksi yang indah sehingga sampai kepada sang pembaca.

Ini adalah arti puisi yang menyambung atau selaras dari point 1. Bisa dibilang jika kebanyakan diksi akan menjadi puisi kurang indah.

Ya, karena sangat dikhawatirkan si pembaca tidak bisa memahami apa yang ada di dalam puisi tersebut.

Mungkin bisa dimengerti? Oh belum?

Gini saya kasih contoh.

"Sembilan belas purnama terbit
di perjalanan aurora kosmik galaxi malam
Menyapa dunia mayapadaku,
Perjalanan siluet kasih itu telah bias.
Terkikis,
Karena malam terakhir ini
Purnama tak lagi bangkit
Merubah wajah ke bulan sabit"

Jika kita memahami puisi singkat saya ini. Mungkin akan ada beberapa pendapat/pengertian/tangkapan dari pembaca. Atau bahkan akan bingung untuk mengartikan. (Orang yang suka menafsirkan).

"Bagus puisi kamu. Penuh dengan diksi, saya suka."

3. Puisi adalah ungkapan pikiran dan hati yang ditulis berwujud bait indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun