Juita, sekali lagi maaf. Aku tak bisa menepati
Janji padamu untuk tak bersedih ketika harus hidup tanpa dirimu.
Perihal hati yang ku paksakan terbuka untuk kembali bangkit, selalu patah ketika melangkah. Melewati segala tempat kenangan kita yang ada di kota ini.
5//
Juita, dari akhir kalimat ini, dengan tangan gemetar perlahan melihatmu menjemputku. Dengan segala iringan kecapi malaikat. Perihal malam minggu ini akan menjadi malam terakhir bersama nafas kehidupan.
Tatkala laju mobil yang menabrak aku hingga berbaring di ruangan ICU, sudah tak lagi menyelamatkan ku.
Untuk lolos dari maut.
Kediri, 26 September 2020
Buah karya; Abdul Azis Le Putra Marsyah.