Teater adalah seni drama di atas panggung yang dilengkapi oleh beberapa unsur, yaitu: make up, artistik, musik, lighting.
Yup, petikan tersebut sudah pernah saya tulis di artikel saya beberapa hari lalu yang berjudul Berteater bukan untuk belajar gila. (Bukan Puisi). Namun artikel kali ini bukan tentang gila-gilaan lagi ya, hehehe. Tapi berbagi pengalamam saya saat proses latihan teater dengan naskah Calon Arang.

Nama Calon Arang mungkin tak asing lagi bagi warga Bali sekitar. Yang merupakan salah satu tokoh tari tradisional yang melanglang buana terkenalnya. Apalagi kalau bukan Tari Leak yang penuh kemistisan di dalamnya.
Dengan terkenalnya Calon Arang dengan tarian Leak. Maka banyak orang pun yang beranggapan bahwa Calon Arang ini berasal dari Bali.
Perlu kita ketahui bahwa sejatinya Calon Arang adalah salah satu Tokoh yang pada zaman kerajaan Airlangga (Kadiri). Calon Arang atau bisa di sebut dengan Nyi Ratih Girah ini adalah seorang janda yang terkenal dengan kesaktian ilmu hitamnya. Dan petilasan Calon Arangpun berada di wilayah Kabupaten Kediri, kec Gurah tepatnya.
Mungkin itu dulu yang bisa saya sampaikan tentang sejarah Calon Arang. Sekarang kita menuju ke topik pembahasan ya. Menariknya berteater dengan naskah calon arang.
"Nikmatilah prosesnya!
Masalah hasil itu masalah bonus kita! Tuhan yang mengizinkan atau tidak".
Motivasi itu yang terus saya pesankan kepada teman-teman komunitas Teater saya. Bahwa kita harus menikmati setiap proses latihan untuk pentas. Entah itu menyenangkan atau menegangkan.
Mungkin cerita menarik satu ini termasuk dalam proses yang menegangkan. Perihal Naskah Calon Arang yang terkenal ilmu hitam dan kegalakannya kalau dia sedang benar-benar marah. Ketika anak gadisnya tak kunjung dilamar oleh pemuda, malah terdengar keburukan ibunya yang menjadikan Ratna Manggali seorang perawan tua. Maka terjadilah naskah Calon Arang tersebut.
Di dalam naskah Calon Arang, menggunakan 9 tokoh. Yang terdiri dari
1. Calon Arang = Tokoh utama
2. Ratna Manggali = Putri dari Calon Arang
3. Mpu bharadah = yang memusnahkan Calon Arang
4. Bahula= istri Ratna Manggali / murid dari Mpu Baradha
5. Bathari Durga= penguasa jin
6. 2 pemuda
7. 2 setan (utusan bathari durga)



Yusni adalah orang yang menjadi tokoh Calon Arang. Karena ekspresi dan vokal yang cukup mumpini. Sang sutradara berani menjadikan Yusni sebagai tokoh utama.
Namun saat H-5 perlombaan terselenggara waktu itu. Ada kejadian yang tidak diinginkan oleh Yusni beserta komunitas Teater kami. Sempat 1 sekolahan heboh, berduyun-duyun keluar kelas ingin melihat apa yang sedang terjadi.
Dua kali latihan sampai ending, Sutradara menilai pertunjukan kami ini sangat bagus sudah 85% katanya. "Oke, kita ulangi 1 kali lagi dan kalian bisa kembali ke kelas masing-masing", perintah Sutradara.
Dari awal gamelan berbunyi, sampai pertengahan drama kita lakukan cukup mendebarkan. Namun saat waktu si Calon Arang berdialog " Hai jin setang yang ada di muka bumi ini, datanglah, datanglaaaaah!" Tapi tidak dilakukan oleh Yusni.
Dia malah tertawa terbahak-bahak sampai sutradara marah besar waktu itu. Namun anehnya lagi biasanya jika sutradara memberhentikan semua hening, tapi tidak untuk kali ini. Penabuh gamelan tetap menabuh alat musiknya tersebut dengan tidak beraturan. Tiba-tiba Yusni menangis kencang menjerit.
Entah apa yang terjadi pada penabuh gamelan dan Yusni saat itu. Dengan raut wajah melamun penabuh gamelan seakan ingin menabuh terus gamlannya. Tapi terbalik dengan Yusni yang tak mau mendengarkan gamelan itu sampae begitu histerisnya.
Karena terjadi kegaduhan tersebut. Beberapa guru masuk keruangan kami serta tukang kebun yang bernama mbah Met.
Menanyakan ke saya apa yang terjadi dan naskah apa yang saya jalankan. Setelah mendapat penjelasan saya, mbah Met ini marah besar ke saya yang sebagai ketua dan marah ke sutradara.
"Sampean ini jangan macam-macam dengan Calon Arang. Dia akan marah besar kalau dia diduakan, dia tidak segan-segan untuk melukai" katanya.
Setelah saya sepakati apa yang akan kita lakukan untuk permohonan maaf. Mbah Met ini langsung menuju ke Yusni dan beberapa teman yang memegang gamelan. Dia membisiki seperti ini.
"nggeh, mengke ba'da magrib kulo kaleh rencang-rencang bade ziarah teng panjenengan, nuwun agunging pangapunten".
Dengan maksud setelah magrib nanti kita satu komunitas akan berkunjung ke Petilasan Calon Arang. Untuk meminta maaf dan memohon izin.
Setelah itu diucapakn oleh mbah Met. Percaya tidak percaya yusni dan teman-teman yang dibilang kesurupan itu sadar dengan perlahan.
Saat kejadian itu saya merasa mendapat pelajaran. Bahwa kita harus berdoa dan meminta izin di mana kita berada. Karena sejatinya makhluk halus itu berada di mana-mana. Termasuk di samping kanan kiri kita.
Gimana menarik proses teater saya ini? Saya rasa ini sangat menarik. Ya, menarik seluruh isi sekolah untuk menonton orang kesurupan.
Hehehehe
Sekian ya
Note: Cerita ini benar-benar terjadi di tahun 2014 silam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI