Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Abdul Azis, adalah seorang penikmat seni, dari seni sastra, teater, hingga tarian daerah terkhusus kuda lumping. Berasal dari kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kamis Mistis; Berteater dengan Naskah Calon Arang

24 September 2020   20:40 Diperbarui: 24 September 2020   20:37 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahula sebelah kanan kaos hitam, bharadah sebelah kiri kaos hitam

Dokpri 2014 yang menjadi calon arang
Dokpri 2014 yang menjadi calon arang
Bahula sebelah kanan kaos hitam, bharadah sebelah kiri kaos hitam
Bahula sebelah kanan kaos hitam, bharadah sebelah kiri kaos hitam
Yang menjadi utusan Bhatari Durga /(tokoh setan)
Yang menjadi utusan Bhatari Durga /(tokoh setan)
Yang menarik dalam proses latihan adalah. Ketika kita sudah di atas panggung atau tempat latihan, kita harus tidak bersuara kecuali yang sedang berperan, musik, dan sutradara. Untuk apa? Ya untuk mendalami peran kita.

Yusni adalah orang yang menjadi tokoh Calon Arang. Karena ekspresi dan vokal yang cukup mumpini. Sang sutradara berani menjadikan Yusni sebagai tokoh utama.

Namun saat H-5 perlombaan terselenggara waktu itu. Ada kejadian yang tidak diinginkan oleh Yusni beserta komunitas Teater kami. Sempat 1 sekolahan heboh, berduyun-duyun keluar kelas ingin melihat apa yang sedang terjadi.

Dua kali latihan sampai ending, Sutradara menilai pertunjukan kami ini sangat bagus sudah 85% katanya. "Oke, kita ulangi 1 kali lagi dan kalian bisa kembali ke kelas masing-masing", perintah Sutradara.

Dari awal gamelan berbunyi, sampai pertengahan drama kita lakukan cukup mendebarkan. Namun saat waktu si Calon Arang berdialog " Hai jin setang yang ada di muka bumi ini, datanglah, datanglaaaaah!"  Tapi tidak dilakukan oleh Yusni.

Dia malah tertawa terbahak-bahak sampai  sutradara marah besar waktu itu. Namun anehnya lagi biasanya jika sutradara memberhentikan semua hening, tapi tidak untuk kali ini. Penabuh gamelan tetap menabuh alat musiknya tersebut dengan tidak beraturan. Tiba-tiba Yusni menangis kencang menjerit.

Entah apa yang terjadi pada penabuh gamelan dan Yusni saat itu. Dengan raut wajah melamun penabuh gamelan seakan ingin menabuh terus gamlannya. Tapi terbalik dengan Yusni yang tak mau mendengarkan gamelan itu sampae begitu histerisnya.

Karena terjadi kegaduhan tersebut. Beberapa guru masuk keruangan kami serta tukang kebun yang bernama mbah Met.

Menanyakan ke saya apa yang terjadi dan naskah apa yang saya jalankan. Setelah mendapat penjelasan saya, mbah Met ini marah besar ke saya yang sebagai ketua dan marah ke sutradara.

"Sampean ini jangan macam-macam dengan Calon Arang. Dia akan marah besar kalau dia diduakan, dia tidak segan-segan untuk melukai" katanya.

Setelah saya sepakati apa yang akan kita lakukan untuk permohonan maaf. Mbah Met ini langsung menuju ke Yusni dan beberapa teman yang memegang gamelan. Dia membisiki  seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun