Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Abdul Azis, adalah seorang penikmat seni, dari seni sastra, teater, hingga tarian daerah terkhusus kuda lumping. Berasal dari kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berteater Bukan Untuk Belajar Gila

20 September 2020   00:10 Diperbarui: 20 September 2020   00:14 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu orang teater? Mau belajar gila ya?"

Bagi penikmat atau yang bergelut di Seni Teater mungkin tak asing lagi terhadap pertanyaan tersebut. Kita sebagai penggila teater kadang merasa risih juga atas pertanyaan di atas. Bagaimana tidak? Ini seni bukan orang gila.

Tapi dengan adanya selogan bahwa "anak teater itu bukan mencari musuh". Maka kami penggila teater sudah mengabaikan hal tersebut. Anggap saja itu sarapan kita sebelum berproses dalam naskah. Anak teater harus siap mental.

Pada kesempatan kali ini. Saya akan berbagi pengalaman tentang beberapa prihal sisi lain dari teater itu sendiri. Seni teater sudah sudah tak asing lagi di telinga kita. Bahwa berteater identik dengan drama.

Drama yang dilengkapi oleh unsur-unsur teater itu sendiri lebih tepatnya. Semacam panggung pentas, sutradara, make up, muasik, properti. Jadi, tidak semua drama itu bisa disebut berteater. Mungkin lebih jelasnya pengertian teater bisa kita baca sendiri ya di wikipedia.

Docpri. Festival panji kediri
Docpri. Festival panji kediri
Pernah saya berbicara dalam hati bahwa "saya merasa benar-benar hidup saat bersama kalian (komunitas teater)".  Kenapa saya mengucapkan komunitas teater? Karena sudah hakikatnya teater itu bisa berdiri adanya lebih dari 1 orang.

Mungkin sebelum masuk ke topik bahasan. Bisa saya memperkenalkan peminat teater di Kota/Kabupaten Kediri. Kediri adalah salah satu kota yang masih kental dari kebudayaan terkhusus teater. Dari sekolah dasar hingga ke umum. Berikut komunitas teater yang ada di kediri (seingat saya)

1.Teater Terbang (SMKN 1 Ngasem Kediri)
2.Teater Brantas (SMAN 5 Kediri)
3.Teater Batas (SMKN 2 Kediri)
4.Teater Teraplos (SMAN 1 Plosoklaten)
5.Teater Sadel (SMAN 8 Kediri)
6.Teater Adab (UNP Kediri)
7.Teater SMP 4 Pare
8.Teater SD Sukorejo


Dan masih banyak lagi, sekitar ada 24 komunitas teater. Maka tak heran jika hari-hari tertentu selalu ada event Festival Teater di Kediri ini.

Nah, berbicara tentang sisi lain dari teater. Inj akan membuktikan kepada orang awam bahwa berteater itu tidak untuk belajar gila. Melainkan berteater itu membangun rasa kehidupan kita.  Mungkin bisa kita awali ya.

1. Solidaritas/ Kebersamaan

Adat teater makan bersama
Adat teater makan bersama
Orang teater atau komunitas teater selalu meninggikan rasa solidaritasnya. Misal seperti gambar diatas. Bisa kita pahami bagaimana rasa solidaritasnya anak tetaer. Makan saja harus berdertan dan sudah seperti ayam aja ya, nasinya ditaruh lantai. Tapi itu salah satu bentuk solidaritas dan kebersamaan.

Ini adalah latihan kita dalam kehidupan sehari-hari. Bahwasannya kita harus hidup bersama, bersosial, saling membantu,dll.

2. Melatih Mental

Akting jadi gembel
Akting jadi gembel
Di awal artikel ini sudah saya jelaskan. Bahwa berteater itu harus punya mental. Dalam sisi lain di komunitas teater ada beberapa cara untul melatih mental.

Seperti halnya foto tersebut, kita tidak sedang belajar menjadi gelandangan yang harus mengemis. Melainkan seberapa kuat mental kita. Karena suatu hari nanti kita akan menjadi peran pengemis.

Nah, ini juga sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Kita harus siap mental, harus berani menghadapi apa dan siapa saja. Selama kita benar kenapa takut?

3. Mengatur waktu dan pengeluaran

Docpri latian teater
Docpri latian teater
Point ini mungkin yang sangat bermanfaat untuk setiap harinya ya. Bahwa kita harus meminimalis pengeluaran. Itu sangat sulit sekali saya rasa.

Sama seperti dalam pelatihan komunitas teater yang pernah saya ikuti ini. Untuk melatih pengaturan waktu dan pengluaran. Kami sering menggunakan sistem (9-3-1-3).
Maksudnya seperti ini: uang 9 ribu harus bisa untuk makan 3 orang dalam 1 hari 3 kali.

Nah gimana bisa tuh? 9 ribu jaman sekarang mau buat beli apa?. Maka dari itu diadakan pelatihan sedemikian rupa untuk mengatasinya. Agar tidak kaget jika suatu saat kita berada di posisi di bawah tidak punya apa-apa. Juga harus menghidupi keluarganya.

Gimana teman-teman? Masih mau bilang anak teater itu gila?

Hehehe

Sekian pembahasan saya, bila ada kurangnya saya mohon maaf, jika ada lebihnya tolong dikembalikan. Hehehehe

Salam santun
Salam seni dan budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun