Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Abdul Azis, adalah seorang penikmat seni, dari seni sastra, teater, hingga tarian daerah terkhusus kuda lumping. Berasal dari kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aksara Yatim Piatu

12 September 2020   22:35 Diperbarui: 12 September 2020   22:46 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
@rome_hidayat / edit by Abdul Azis

5//
Tuhan
Apakah dunia yang kau ciptakan
Adalah panggung kesengsaraan
Perihal dari gemerlapan kota
Yang katanya mewah
Tapi masih ada derita
Yang mengundang iba air mata

Kepada dua sosok bocah mungil
Yang sudah dari kecil
Harus kehilangan asupan kasih sayang orang tua
Yang tak mempunyai hati untuk merawat mereka
Dimana dari bahu mereka yang masih terlalu muda
Harus mencari makanan
Dengan mengumpulkan sisa-sisa makanan dari restoran bintang lima

6//
Sepasang bocah mungil kembali melangkah
Dengan kaki yang pecah-pecah
Tanpa kasut pelindung
Di waktu yang semakin larut

Keduanya masih berbicara
Balas-balasan tentang kejadian
Yang berlalu, di mana pagi hari kemarin
Mereka harus berlari sembunyi
Bersama peminta-peminta umur dewasa
Dari kejaran pamong praja yang menertibkan kota

Mungkin
Alasan keduanya ikut berlari
Karena tak mau meninggalkan
Emeperan kumuh yang sudah dianggap
Sebagai rumah sendiri yang beratap langit
Berlantai debu

7//
Dua bocah kecil

Malam ini rasanya sudah cukup
Bagi keduanya mencari nafkah
Bertahan hidup dengan selimut kain kumuh yang terpungut
Dari bak sampah kota
Keduanya merebah sambil berpelukan
Menghangatkan diri
Seraya bertanya

 "Masih adakah kebahagiaan di esok hari bagi kita berdua yang berstatus yatim piatu"

Kediri, 12 09 2020

Buah karya: Le Putra Marsyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun