Dulu masanya rontok asam jawa
Untuk apa kurontokkan air mata?
Cepat larinya
Jauh perginya.
Biar ku bergrilya
Lelaki yang kuat biarlah menuruti darahnya
Menghunjam ke rimba dan pusar kota.
Tinggal bunda di rumah menepuki dada
Melepas hari tua, melepas doa-doa
Cepat larinya
Jauh perginya
Biar ku bergirlya
Telah kau bekali ilmu pengetahuan pendidikan keagamaan
Telah kau wariskan
dan sikap yang kau tanamkan
Dari indahnya keteladanan
Menjadi pelita; penerang kehidupan
Menjadi panduan; penunjuk jalan
Jalan manuju syurga yang didambakan
setiap insan
Bunda, anak lanangmu kini ingin bersimpuh
Padamu aku  mengaduh
Dari debar rindu yang kian bergemuruh
Beristirahat dipanggkuanmu ku keringkan peluh
"Nun dalam pikir terpikirkan akan Mim
Penantian selalu menunggu kedatangan
Menyemai rindu dalam kyusuk fanakan tahalli"
Tuturmu.
Buah Karya: Abdul Azis (Le Putra Marsyah)
Kediri, 05 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H